Kamis, 29 Maret 2012

Tanya Jawab Tentang Imunisasi

Tanya:
Saya ingin menanyakan masalah imunisasi. Saya sudah membaca berbagai buku yang intinya adalah bahwa masalah imunisasi adalah masalah kontroversial ada pro kontra bahkan di dalam kalangan medis sendiri. Oleh karena itu saya ingin minta pandangan dokter mengenai efek imunisasi di dalam tubuh kita. Masih perlukah anak kita di imunisasi? Jika tidak diimunisasi apakah kans untuk terkena penyakit -yg dicegah oleh vaksin-cukup besar?

Jawaban Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD (admin milist dokter umum):


Hello dear,
Baiklah kita tinjau sebagai berikut:

Begini,
Imunisasi dibuat orang untuk tubuh lebih cepat mengenal jenis-jenis baik virus maupun bacteria yg bisa menyerang tubuh itu. Nah persoalanya karena yg dipakai sebagai umpan adalah kuman yg dilemahkan, maka tubuh mengenal kuman tersebut sebagai kuman yang kekuatanya hanya segitu.
Jadi hasil akirnya bila kemudian yang bersangkutan  diserang oleh kuman yang sama dengan kekuatan yang jauh lebih besar, maka tubuh dipersiapkan perang terhadap data kuman tadi akirnya toh menjadi kewalahan alis kelalaian memperediksi jumlah  penyerang menajdikanya kurang cepat tanggap menyiapkan pembantai kuman dalam jumlah yang memadai.

Beda dengan kuman yang sebenarnya, maka hasil serangan akan membuat tubuh aware untuk selanjutnya bila diserang lagi, dia siap dengan jumlah perlawanan yang sesuai dengan yang ditemui sebelumnya.

Imunisasi juga menjadi produk masal yang tidak memperhitungkan perkembangan baik daerah, manusianya sendiri dan berkembang atau mutageniknya sang kuman akibat dari environment-nya di mana kuman tadi hidup, akibatnya serangan kuman sebenarnya bisa berbeda dengan serangan yang diberikan dalam imunisasi dan hasilnya ya yang bersangkutan menjadi sama saja terserang juga.

Pertumbuhan manusia jelas memilki system yang sempurna yang diberikan oleh penciptanya, yang membuat beda adalah karena ketelodoran seperti persiapan kehamilan, selama hamil, selama menyusui, dan seterusnya sampai pada makanan yg diberikan yg katanya ruwet kalau mau mengikuti tubuh per tubuh, toh org lain bisa hidup dg demikian, kenapa saya harus berbeda.

Jadi memperhatikan orang per orang tentu akan sangat bermanfaat karena mengikuti yang bersangkutan untuk memberikan ke primaannya masing-masing, dengan kekebalan yang cukup, dan siap menghadapi serangan baik dari bacteria maupun dari virus yang menyerang tubuh tersebut, sayangnya orang lebih menunggu sampai sakit baru mencari obatnya dan minta instant sembuh.

Pertanyaanya sekarang yang diktakuti itu apa sebenarnya?


Kuman Polio:
Polio terkait dengan kehidupan sehari-hari, poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. kemudian dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Jadi intinya kontaminant melalui mulut dan immunitas tubuh.
Bila anak dijaga agar tidak terkena kontaminat yang masuk melalui mulut (tidak makan tanah, sandal, sepatu, kaki meja, atau lantai tempat berjalan dan terkena kontaminasi biarpun sudah dipel dengan cairan pembersih, maka kemungkinan masuknya sang virus lewat jalan tadi hilang, demikian juga dengan makanan yang walau beli misalnya tapi dipanaskan dulu juga akan memberikan kemungkinan tidak terkontaminatnya virus kedalam mulut yang bersangkutan).
Bila anak dijaga dengan pola makan yang sesuai dengan tubuhnya, dengan makanan yang memberi performa bagi tubuhnya untuk bukan sekedar sehat atau sekedar kenyang, tetapi makanan yg bisa diserap ususnya, dan bisa berproses agar terpenuhi segala kebutuhan dan pembentukan berbagai cell tubuhnya, maka bertambah kuatlah sang anak dan bertambah tertutupnya kemungkinan terkontaminasinya serta kenaikan immunitas yang baik bagi tubuh itu.

Kuman BCG
BCG berkait dengan tuberculin atau TBC, kuman ini ada dimana-mana, tetapi sang bcteria ini, bila tidak terkontaminasi langsung, jadi misalnya kesmprot dengan ludah yang bersangkutan, maka kuman ini cepat matinya, nah susahnya sering org tua tidak jujur pada diri sendiri, check lah dirinya bila ada kuman ini, maka perbaikilah dirinya dan gunakan masker misalnya bila menghadapi sang anak yg masih belum cukup kuat immunitasnya.

dan seterusnya.

Standardisasi pembuatan vaccine membuat rata-rata  vaccine akan memiliki bahan-bahan berikut:
Selain aktif vaksin itu sendiri, eksipien berikut biasanya hadir dalam pembentukan vaksin.

     * Aluminium garam atau gel ditambahkan sebagai adjuvant. Adjuvant ditambahkan ke mempromosikan, sebelumnya lebih respon kuat, dan lebih gigih respon imun terhadap vaksin, mereka memungkinkan untuk dosis vaksin lebih rendah. Al adalah produk yg termasuk dlm kategori logam berat.

     * Antibiotik ditambahkan ke beberapa vaksin untuk mencegah pertumbuhan bakteri selama produksi dan penyimpanan vaksin. Jadi tidak sekedar vaccine atau kumanya tetapi juga ada antibiotiknya dalam campuran

     * Formaldehida digunakan untuk menonaktifkan produk bakteri untuk vaksin toksoid. Formaldehida juga digunakan untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak diinginkan yang mungkin mencemari vaksin selama produksi. Bahan ini jelas mengganggu syaraf tubuh, beracun dan sebagai bahan yang membuat cancer

     * Monosodium glutamat (MSG) dan 2-phenoxyethanol digunakan sebagai stabilisator dalam beberapa vaksin untuk membantu vaksin tetap tidak berubah saat vaksin terkena panas, cahaya, keasaman, atau kelembaban. Racun syaraf ini kemudian tidak hanya merusak otak tetapi menghambat asupan oksigen ke otak sehingga merusak pertumbuhan otak dan syaraf pusat.

     * Timerosal adalah pengawet yang mengandung merkuri yang ditambahkan ke botol vaksin yang mengandung lebih dari satu dosis untuk mencegah kontaminasi dan pertumbuhan bakteri yang berpotensi membahayakan. Air raksa atau thymerosal adalah bahan logam berat beracun n berbahaya bagi tubuh tdk hanay merusak syaraf, otak, pembuluh darah, n tatanan tubuh.

Jadi pertanyaanya,
1. Sanggupkah anda menjaga sang anak agar tidak terkontaminant?
2. Sanggupkah anda memberikan sang anak dengan bahan-bahan yang tidak hanya sekedar kenyang, tetapi menajdikanya sehata dan kuat dalam segala hal.
3. Mampukah anda meracuni anak anda dengan berbagai bahan yang sudah dikaetahui beracun tadi tetapi demi untuk pengembangan bisnis penjualan vaccine, tetap dipakai dan kemudian diberikan ke anak anda?
4. Bagimanakah kondisi tubuh perorangan anak anda? Bila dalam kondisi yang tidak sehat, atau kurang cepat tanggap proses tubuhnya, maka sebaiknya tidak anda tambahakan racun dan kuman ke dalam tubuh itu bukan?

Jadi pendapat saya kalau anda tanyakan, menjadi terjawab bukan?
Bahwa kalau mencari jalan pintas, ya gunakan saja vaccine, tetapi bila bisa menjaga dengan kondisi yang benar-benar sehat dan teratur, ya tidak perlu, karena hasil pemberian vaccine juga sangat banyak yang memberikan gambaran kerusakan berbagai organ tubuh setelahnya, walau tidak semua anak meresponse hasil yang sama.

Sallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar