Jumat, 30 Maret 2012

Antibiotik Bukan Penyembuh Segala Penyakit

Antibiotik bukan obat penyembuh segala penyakit. Tepatlah mengunakan obat
yang mengandung antibiotik. Terlalu sering meminumnya justru membuat
bakteri kebal terhadap antibiotik.

Melawan bakteri. Antibiotik hanya menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, bukan virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh
sendiri oleh kekebalan tubuh. Itu sebabnya, sebaiknya tidak sembarangan
memberi anak antibiotik. Karena pemberian antibiotik yang terus menerus
justru membuat kuman jadi resisten atau kebal terhadap ntibiotik. Bakteri
yang sudah kebal ini disebut Superbugs. Kalau sudah kebal, semua antibiotik
jadi tidak mempan lagi.

Apa jadinya jika balita benar-benar sakit dan memerlukan antibiotik
sedangkan antibiotik sudah tak mempan membunuh si kuman? Balita akan mudah
jatuh sakit, sakitnya lebih berat, risiko kematian meningkat, lama rawat
inap memanjang, dan biaya pun membengkak. Mari jadi orangtua yang bijak
dengan mengenal lebih jauh beberapa penyakit anak, sehingga tidak akan
sembarang memberinya antibiotik.



*Pilek, *umumnya disebabkan oleh infeksi virus, sehingga bisa sembuh tanpa
obat, atau tergantung kekebalan tubuh anak yang bersangkutan. Anda bisa
membantunya dengan memberi anak makanan yang lengkap dengan gizi seimbang,
dan minta agar dia banyak istirahat.

*Demam, *justru merupakan bagian tubuh untuk melawan infeksinya. Ketika
anak demam, hal utama yang perlu kita lakukan adalah:

- Mengamati kondisi dan perilaku si anak. Perilaku anak merupakan ukuran
yang sangat baik untuk menentukan ada tidaknya kegawatdaruratan.
- Memberi cairan lebih sering dari biasanya (meski sedikit-sedikit),
agar anak tidak dehidrasi (kekurangan cairan).
- Menawarkan makanan, misalnya makanan ringan yang segar dan disukai
anak. Jangan cemas ketika anak tak berselera makan; toh yang paling dia
butuhkan saat demam adalah cairan (ASI dan lain-lain).
- Mengetahui kapan harus ke dokter, yakni bayi kurang dari 3 bulan,
demam tanpa batuk pilek sudah berlangsung lebih dari 72 jam (3 hari),
kejang, sesak napas, kesadaran menurun, atau dehidrasi berat.

*Batuk* bukan penyakit! Kita sering beranggapan bahwa batuk adalah suatu
penyakit, sehingga kita terpaku dan terobsesi meminta obat batuk untuk
meredakannya. Padahal, batuk adalah suatu refleks untuk menjaga agar
saluran napas kita tetap bersih dari dahak, debu, dan untuk mengusir benda
asing (makanan/minuman) jika kita tersedak.
Apa yang harus dilakukan ketika anak batuk?

- Pikirkan penyebabnya! Kebanyakan batuk pada bayi dan anak disebabkan
oleh infeksi virus di saluran napas yang akan sembuh sendiri. Batuk yang
berkepanjangan tanpa demam dan anaknya baik-baik saja, umumnya disebabkan
oleh alergi.
- Jaga asupan cairan balita.
- Hindarkan balita dari zat-zat pemicu batuk, seperti asap rokok.
- Sebaiknya balita jangan diberikan obat penekan batuk maupun pengencer
dahak. Biarkan balita batuk.

*Radang tenggorokan, *banyak orang tua yang menyangka, ketika anaknya
menderita radang tenggorokan, maka ia butuh antibiotik. Yang benar, radang
tenggorokan pada anak batita umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Semua
orang ketika flu atau selesma, tenggorokannya pasti meradang; merah dan
nyeri. Kondisi ini sebaiknya diatasi dengan mengamati anak, memberinya
cairan lebih sering dari biasanya (biasanya minuman yang hangat akan sangat
membantu meredakan peradangan), dan jika perlu, berikan obat pereda demam,
yaitu parasetamol.

*Diare. *Diare dengan atau tanpa muntah merupakan suatu refleks untuk
membuang segala hal yang tidak "berkenan" bagi saluran cerna kita, misalnya
kuman, virus, racun, atau yang menimbulkan alergi. Jadi, diare dan muntah
merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap semua yang tak berkenan bagi
lambung dan usus. Kebanyakan diare pada anak disebabkan oleh infeksi
virus. Semakin sering anak diare, semakin sering kita beri asupan cairan
(ASI, oralit, cairan lain termasuk sup atau air buah). Jangan berikan obat
untuk menghentikan diare dan muntah, karena akan memperlambat proses
"pengusiran". Anak juga jangan dipuasakan, tawari makan. Ingat, diare tak
butuh antibiotik! Kalau tinjanya berdarah, periksakan di laboratorium untuk
menyingkirkan kemungkinan amuba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar