Bayi yang menyusu ASI secara eksklusif
kerap mengalami jarang BAB karena ASI terserap dengan baik sehingga
hanya menghasilkan sedikit ampas. dengan sedikitnya ampas tsb sehingga
belum dapat mendorong adanya kontraksi usus pada sisa2 makanan. Hal ini
wajar dan normal terjadi
Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi).
Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.
Pola BAB yang jarang pada bayi ASI ekaklusif mempunyai masa toleransi 14 hari. Namun ada beberapa kasus yang bayinya tidak BAB dalam waktu 21 hari tetapi bayi tsb tidak mengalami sembelit. Pola ini akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.
TANDA-TANDA SEMBELIT
Bayi dinyatakan sembelit bila:
* Tinja yang dikeluarkan terlihat keras, kering dan berbentuk butiran kecil-kecil.
* Ada darah pada tinja.
* Si bayi mengerang kesakitan dan menjadi rewel.
* Ada cairan yang keluar di antara tinja dan rektum.
FUNGSIONAL & PATOLOGIS
Penyebab sembelit dibedakan menjadi 2, yakni:
* Fungsional
Ada ketidakseimbangan dalam mengonsumsi makanan (bagi bayi yang sudah diberikan makanan selain ASI). Umumnya sembelit terjadi karena kurangnya komposisi serat, air dan buah-buahan. Perubahan pola makan juga cenderung dapat mengubah keseimbangan komposisi makanan sehingga menyebabkan terjadinya sembelit.
* Patologis
Ada kelainan pada sistem metabolisme tubuh. Penyebabnya antara lain:
- Kelainan pada persarafan sebagian segmen usus atau lebih dikenal dengan hirschsprung .
- Penyempitan lubang dubur.
Bedanya dengan hirscprung, penyempitan di lubang dubur membuat kotoran berkumpul tepat di atasnya sehingga bila dimasukkan alat ke dalam dubur maka kotoran akan langsung teraba. Tetapi dalam kasus hirschprung, kotoran tidak akan teraba karena letaknya di usus besar, tepatnya di atas penyempitan. Tindakan pemeriksaan ini jangan dilakukan sendiri melainkan oleh dokter.. Untuk mendeteksinya hampir sama dengan hirschprung, yakni kotoran keluar kecil-kecil, bisa terjadi kembung, ditambah bayi akan menjerit setiap kali BAB karena merasakan sakit di sekitar duburnya. Namun bila masih masih dalam masa ASI eksklusif biasanya sedikit sekali ditemukan masalah dalam BAB, hanyas aja bentuk/diameter tinjanya sangat kecil, kurang lebih seukuran cacing saat keluar dari dubur.
- Gangguan pada persarafan usus besar paling bawah, dari anus hingga ke bagian usus di atasnya, termasuk ganglion parasimpatis yang mengatur pergerakan usus.
- Gangguan perkembangan neurologis, yaitu kelainan pada saraf-saraf usus bayi sehingga menyebabkan gerakan peristaltiknya menjadi kurang sempurna.
- Kelainan sistem endokrin, yaitu pada bayi yang metabolisme hormon tiroidnya kurang (hipotiroid). Salah satu gejalanya yang ditunjukkan adalah konstipasi.
PENANGANAN PERTAMA
* Pijat perut bayi Ibu dengan lembut searah jarum jam. Oleskan sedikit minyak bayi untuk membantu memijat.
* Mandikan bayi Ibu dengan air hangat
* Gerakkan kedua kaki bayi Ibu dengan gerakan seperti mengayuh sepeda.
* Bantu bayi mengeluarkan tinjanya agar perut tidak terasa kembung atau nyeri di wilayah anus, sehingga bayi menjadi rewel.
* Pada bayi di bawah 6 bulan, bantulah dengan menggunakan stimulan laksatif yang mengandung laktulose atas rekomendasi dokter. Biasanya berupa gel yang dimasukkan ke dalam anus. Penggunaannya lebih praktis. Atau, cara lainnya dengan menggunakan sabun bayi batangan yang dibentuk menyerupai pensil dengan ujung mengerucut, tapi tidak tajam. Masukkan sabun berbentuk pinsil ini ke dalam anus sebagai pelicin.
*Berikan lebih banyak ASI/cairan
* Langkah selanjutnya yang paling penting adalah membangun kesadaran orangtua akan pentingnya gizi seimbang. jika bayi masih < 1 tahun maka makan utama adalah ASI.
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Bila si kecil terus-menerus tidak BAB atau selalu tampak kesakitan saat BAB, hendaknya segera konsultasikan ke dokter. Dikhawatirkan sembelit yang dialami si kecil bukanlah disebabkan gangguan fungsional, melainkan patologis yang membutuhkan observasi dan penanganan serius. Umumnya, sembelit yang diakibatkan gangguan fungsional akan segera sembuh setelah memperbaiki pola makan. Biasanya setelah 1-2 hari mengonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi atau pola makan gizi seimbang, maka frekuensi BAB si kecil normal.
Yang patut diwaspadai justru pada bayi baru lahir. Bila mekonium (kotoran berwarna kehitaman yang pertama kali keluar) tak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi, yakni hirschprung (tak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus). Tidak adanya sistem saraf tersebut mengakibatkan gerakan usus jadi terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ.
Untuk membedakan hirschprung dengan sembelit biasa harus dilakukan rontgen. Atau cara mudahnya, masukkan sedikit jari kita ke anus bayi. Jika kotorannya keluar menyemprot dan jari terasa dijepit oleh lubang anusnya ini berarti sembelit karena hirschprung .
Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi).
Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.
Pola BAB yang jarang pada bayi ASI ekaklusif mempunyai masa toleransi 14 hari. Namun ada beberapa kasus yang bayinya tidak BAB dalam waktu 21 hari tetapi bayi tsb tidak mengalami sembelit. Pola ini akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.
TANDA-TANDA SEMBELIT
Bayi dinyatakan sembelit bila:
* Tinja yang dikeluarkan terlihat keras, kering dan berbentuk butiran kecil-kecil.
* Ada darah pada tinja.
* Si bayi mengerang kesakitan dan menjadi rewel.
* Ada cairan yang keluar di antara tinja dan rektum.
FUNGSIONAL & PATOLOGIS
Penyebab sembelit dibedakan menjadi 2, yakni:
* Fungsional
Ada ketidakseimbangan dalam mengonsumsi makanan (bagi bayi yang sudah diberikan makanan selain ASI). Umumnya sembelit terjadi karena kurangnya komposisi serat, air dan buah-buahan. Perubahan pola makan juga cenderung dapat mengubah keseimbangan komposisi makanan sehingga menyebabkan terjadinya sembelit.
* Patologis
Ada kelainan pada sistem metabolisme tubuh. Penyebabnya antara lain:
- Kelainan pada persarafan sebagian segmen usus atau lebih dikenal dengan hirschsprung .
- Penyempitan lubang dubur.
Bedanya dengan hirscprung, penyempitan di lubang dubur membuat kotoran berkumpul tepat di atasnya sehingga bila dimasukkan alat ke dalam dubur maka kotoran akan langsung teraba. Tetapi dalam kasus hirschprung, kotoran tidak akan teraba karena letaknya di usus besar, tepatnya di atas penyempitan. Tindakan pemeriksaan ini jangan dilakukan sendiri melainkan oleh dokter.. Untuk mendeteksinya hampir sama dengan hirschprung, yakni kotoran keluar kecil-kecil, bisa terjadi kembung, ditambah bayi akan menjerit setiap kali BAB karena merasakan sakit di sekitar duburnya. Namun bila masih masih dalam masa ASI eksklusif biasanya sedikit sekali ditemukan masalah dalam BAB, hanyas aja bentuk/diameter tinjanya sangat kecil, kurang lebih seukuran cacing saat keluar dari dubur.
- Gangguan pada persarafan usus besar paling bawah, dari anus hingga ke bagian usus di atasnya, termasuk ganglion parasimpatis yang mengatur pergerakan usus.
- Gangguan perkembangan neurologis, yaitu kelainan pada saraf-saraf usus bayi sehingga menyebabkan gerakan peristaltiknya menjadi kurang sempurna.
- Kelainan sistem endokrin, yaitu pada bayi yang metabolisme hormon tiroidnya kurang (hipotiroid). Salah satu gejalanya yang ditunjukkan adalah konstipasi.
PENANGANAN PERTAMA
* Pijat perut bayi Ibu dengan lembut searah jarum jam. Oleskan sedikit minyak bayi untuk membantu memijat.
* Mandikan bayi Ibu dengan air hangat
* Gerakkan kedua kaki bayi Ibu dengan gerakan seperti mengayuh sepeda.
* Bantu bayi mengeluarkan tinjanya agar perut tidak terasa kembung atau nyeri di wilayah anus, sehingga bayi menjadi rewel.
* Pada bayi di bawah 6 bulan, bantulah dengan menggunakan stimulan laksatif yang mengandung laktulose atas rekomendasi dokter. Biasanya berupa gel yang dimasukkan ke dalam anus. Penggunaannya lebih praktis. Atau, cara lainnya dengan menggunakan sabun bayi batangan yang dibentuk menyerupai pensil dengan ujung mengerucut, tapi tidak tajam. Masukkan sabun berbentuk pinsil ini ke dalam anus sebagai pelicin.
*Berikan lebih banyak ASI/cairan
* Langkah selanjutnya yang paling penting adalah membangun kesadaran orangtua akan pentingnya gizi seimbang. jika bayi masih < 1 tahun maka makan utama adalah ASI.
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Bila si kecil terus-menerus tidak BAB atau selalu tampak kesakitan saat BAB, hendaknya segera konsultasikan ke dokter. Dikhawatirkan sembelit yang dialami si kecil bukanlah disebabkan gangguan fungsional, melainkan patologis yang membutuhkan observasi dan penanganan serius. Umumnya, sembelit yang diakibatkan gangguan fungsional akan segera sembuh setelah memperbaiki pola makan. Biasanya setelah 1-2 hari mengonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi atau pola makan gizi seimbang, maka frekuensi BAB si kecil normal.
Yang patut diwaspadai justru pada bayi baru lahir. Bila mekonium (kotoran berwarna kehitaman yang pertama kali keluar) tak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi, yakni hirschprung (tak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus). Tidak adanya sistem saraf tersebut mengakibatkan gerakan usus jadi terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ.
Untuk membedakan hirschprung dengan sembelit biasa harus dilakukan rontgen. Atau cara mudahnya, masukkan sedikit jari kita ke anus bayi. Jika kotorannya keluar menyemprot dan jari terasa dijepit oleh lubang anusnya ini berarti sembelit karena hirschprung .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar