Minggu, 11 November 2012

Mengatasi Tantrum Pada Anak

Anak-anak pada masa tertentu akan mengalami masa tantrum, bisa dimulai sejak umur 1tahun, ada juga yang mulai tantrum di usia yang lebih dini, dan ada juga yang mulai tantrum di usia 18bulan (beragam yaah), tapi yang pasti saat itu anak sudah mulai memilik keinginan sendiri tapi masih belum tau cara mengungkapkan keinginan dan emosinya dengan baik, maka pada masa inilah  orang tua harus mampu membimbing dan mengajarkan cara yang baik, agar anak mampu bersikap positif. Pada masa tantrum biasanya anak akan menunjukkan sikap yang menurut sebagian orang tua sangat menyebalkan, krn mereka akan menangis sejadi-jadinya, bisa juga sambil berteriak, sambil memukul, sambil merusak barang-barang di sekitar, bahkan sambil menyakiti dirinya sendiri spt dg cara  membenturkan kepala ke tembok, dsb. Hal-hal tersebut dilakukan saat anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan jika orang tua mengikuti keinginan si kecil maka untuk selanjutnya si kecil akan mengulangi cara yang sama. Lalu bagaimana cara dan sikap yang tepat dilakukan orang tua saat anak menunjukkan sikap tantrum?

Alih-alih melihatnya sebagai sebuah bencana, tantrum sebetulnya bisa dianggap sebagai kesempatan untuk mendidik anak. Mengatasi anak yang sedang tantrum memang tidak gampang. Namun, bila Anda menanganinya dengan tepat, tantrum anak akan berkurang dengan sendirinya. Ini dia caranya:
Kendalikan emosi
Seemosi apa pun anak, Anda harus tetap bersikap setenang mungkin. Ini memang sulit, tapi emosi Anda yang terpancing justru membuat tantrumnya makin menjadi.
Jangan menghukum
Jangan memukul, berteriak, atau marah-marah padanya. Reaksi negatif seperti ini,  bagi anak lebih baik daripada tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Padahal, dalam jangka pendek hal itu justru memperburuk tantrum dan dalam jangka panjang akan memperlama hilangnya kebiasaan tantrum.
Jangan penuhi keinginan anak
Mencoba menghentikan tantrum anak dengan mengabulkan permintaannya atau mengiming-iminginya sesuatu justru membuatnya belajar memanfaatkan tantrum sebagai cara untuk memanipulasi Anda. Ini bisa terjadi terus-menerus, bahkan sampai dia dewasa.
Tinggalkan
Bila tantrum terjadi di rumah, dudukkan dia di tempat yang aman. Tinggalkan dia setelah mengatakan padanya bahwa dia boleh meninggalkan tempat duduk itu bila sudah tenang. Bila tidak memungkinkan untuk ditinggalkan sendirian, temani dia, tapi jangan memberikan respon apa pun. Cukup dengan berdiam saja dan hindari kontak mata dengannya. Bisa juga menggunakan timer  dan katakan padanya untuk tidak meninggalkan tempat duduknya sebelum alarm berbunyi. Katakan pula bahwa alarm akan terasa lebih lama berbunyi bila dia tidak segera menenangkan diri.
Bawa pergi
Bila tantrum terjadi di area publik dan Anda belum bisa mengajaknya langsung pulang, bawa anak ke tempat yang memungkinkan Anda untuk memiliki privasi. Misalnya, bawa dia ke dalam mobil. Temani dia tanpa merespon apa pun terhadap tantrumnya.
Ajak bicara
Setelah anak tenang, bicarakan dengannya soal perilakunya tadi. Katakan padanya bahwa dia baru saja mengalami tantrum, dan tantrum adalah perilaku yang tidak baik dan tidak bisa diterima. Diskusi seperti ini akan lebih diterima anak, karena umumnya anak ingin bersikap baik. Minta padanya untuk mengatakan ‘Aku marah’ setiap kali dia marah. Minta dia untuk mengulangi ucapan itu, setelah itu tanyakan padanya apa yang akan dia lakukan bila dia marah. Tanyakan juga apakah ketika marah dia akan memukul, berteriak, atau menangis, untuk menegaskan permintaan Anda. Lakukan diskusi ini setiap kali dia tantrum. Pelan-pelan, dia akan bisa mengatasi tantrumnya.
Buat kesepakatan
Untuk menghindari tantrum di area publik, buat kesepakatan lebih dulu sebelum keluar rumah. Katakan ke mana dan apa tujuan Anda, serta perilaku yang Anda harapkan darinya. Katakan pula perilaku apa yang tidak Anda harapkan darinya, karena perilaku itu akan mengganggu orang lain. Kalau mengajaknya ke supermarket, sebelum pergi Anda bisa menanyakan apa yang ingin dibelinya nanti. Bila Anda setuju, Anda harus konsisten dengan permintaannya, sehingga belanja Anda tidak membengkak dengan barang-barang yang mendadak diinginkannya.
Alihkan perhatian
Daripada menanggapi tantrumnya, lebih baik alihkan perhatiannya, misalnya dengan mengajaknya beraktivitas ringan. Memindahkannya ke ruangan lain atau mengajaknya ke teras rumah bisa juga dilakukan untuk mengganti suasana.
Kenali batas
Mengenali batas kemampuan anak Anda bisa mencegah tantrum. Bila dia sudah lelah, jangan paksakan untuk terus berbelanja bersamanya.
Bebas terbatas
Beri anak kebebasan untuk menentukan hal-hal kecil yang ingin atau harus dilakukannya. Misalnya, tanyakan apakah dia ingin menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi, apakah dia ingin pisang atau semangka. Memiliki otonomi kecil seperti ini akan membuatnya merasa mandiri.
Cari penyebab
Dengan mengetahui penyebabnya, tantrum bisa dicegah dan bisa diperpendek rentang waktunya.
Waktu berdua
Menghabiskan waktu hanya berdua dengannya dengan bermain dan berbicara dengannya secara teratur sepanjang hari bisa membantu ledakan emosinya menguap. Saat bersama dengannya, katakana batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.

Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Mengatasi-Tantrum-Pada-Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar