Kamis, 29 November 2012

Kapan Boleh Mengajak Bayi Berenang..?

Meskipun selama 9 bulan bayi selalu berenang di dalam air ketuban, jangan terburu-buru mengajaknya main air di kolam renang. Tunggulah sampai ia berusia lebih dari dua bulan.

"Untuk bayi berusia kurang dari dua bulan, yang dikhawatirkan adalah kekebalan tubuhnya karena mereka rentan terkena penyakit. Kami merekomendasikan agar orangtua tidak mengajak bayinya ke kolam renang terlalu cepat," kata Howard Reinstein, dokter anak dan juru bicara American Academy of Pediatrics.

Kolam renang dapat terkontaminasi bakteri dengan mudah sehingga sangat berbahaya bagi bayi. Selain itu, tubuh bayi juga baru bisa mengatur temperatur tubuhnya di usia sekitar 6-12 minggu. "Kalau air kolam bagi Anda terasa agak dingin, maka bayi bayi rasanya bisa sangat dingin," kata Reinstein.

Waktu terbaik untuk mengenalkan bayi pada olahraga renang adalah saat kepalanya sudah cukup tegak. Pastikan bayi dalam kondisi sehat. Beberapa penelitian menunjukkan klorin dalam air kolam bisa memperburuk asma anak.

Sebaiknya pilih kolam renang yang tidak terlalu ramai dan airnya tidak terlalu dingin. Selain air kolam, bayi juga mudah kedinginan terkena angin di udara terbuka. Bila anak mulai tampak kedinginan atau tidak nyaman, segera angkat dari kolam renang.

Sumber : kompas.com

Pertolongan Pertama Jika Bayi Tersedak

Anak-anak usia di bawah 3 tahun paling senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut karena dari situlah mereka mendapat kepuasan. Efek negatifnya, bayi berisiko tersedak.

Tersedak terjadi ketika ada benda asing yang masuk dan menghambat saluran pernafasan sehingga anak seperti tercekik. Benda apapun yang ukurannya bisa masuk ke mulut anak sangat mungkin tertelan, lalu tersangkut di aliran pernafasan dan menyebabkan tersedak.

Saat tersedak, umumnya anak memberi tanda dengan meletakkan tangannya di leher. Tanda lain yang mungkin menyertai antara lain tidak mampu bicara, sulit bernafas atau nafasnya bersuara, tidak bisa batuk, bibir dan kulit menghitam kemudian kehilangan kesadaran atau pingsan.

Bayi yang tersedak harus segera mendapat pertolongan, yaitu sebagai berikut:

1. Letakan bayi dalam posisi telungkup di lengan dengan kepala bayi lebih rendah dari atau dadanya.

2. Sangga kepala bayi dengan telapak tangan. Jangan menutupi mulut bayi atau menekan atau lehernya.

3. Gunakan tumit dari salah satu tangan untuk menepuk punggung bayi sebanyak 5 kali, tepat di antara tulang belikat bayi.





4. Jika benda yang membuat tersedak tidak juga keluar, sangga kepala bayi dan ubah posisinya menjadi telentang di atas paha. Jaga kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya.

5. Berikan 5 kali tekanan dengan cepat pada tulang dada di bawah puting bayi menggunakan 2 - 3 jari.





6. Terus berikan 5 tepukan punggung dan 5 tekanan pada dada sampai obyek keluar.

7. Jika bayi pingsan, segera hubungi ambulans atau bawa ke RS terdekat.

sumber :health.detik.com

Gumoh Muntah Bayi dan Anak

Yang pertama harus dipikirkan adalah pertanyaan mengapa Bayi  menjadi sering gumoh bahkan sering  sampai menjadi muntah muntah seteleh diberi ASI, atau susu atau makanan nya?
Menurut dr. Ghazali M.Vinci Sp A ., pediatrik dari Brawijaya Clinic, ANZ Square (UOB Building),FL -  B1, Podium Thamrin Nine - Jakarta Pusat, pada  awal usia masa kehidupannya, bayi dapat sering memuntahkan sebagian ASI atau susu yang baru saja ditelannya yang kerap disebut gumoh. Ini dapat disebabkan pencernaan bayi (dibawah 6 bulan, Red.) yang belum berkembang sempurna.
“Biasanya  gambaran keadaan gumoh  ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sekitar  usia 12–16 minggu, gumoh  menjadi jarang,” ungkap Ghazali.
Bedanya antara gumoh dan muntah, muntah tidak hilang dengan bertambahnya usia bayi. Bisa dialami bayi berusia 2 bulan, biasanya karena kelainan klep/ katup di saluran cerna atau adanya infeksi. Cairan yang keluar akibat muntah kurang dari 10 ml dan disertai kontraksi otot perut. 
Beberapa kemungkinan  penyebab gumoh diantaranya:

Gangguan gastroesofageal  refluks  
 
Bayi di bawah 6 bulan lebih sering muntah dan gumoh. Di usia 6 bulan hingga 2 tahun, gumoh atau muntah akan berkurang.  Seterusnya, akan membaik setelah usia 5 – 7 tahun.
Tetapi muntah ataupun mual dapat muncul  saat anak berlari, menangis, batuk, memasukkan tangan ke mulut, tercium bau tajam  (bau tidak enak, bau amis  atau terlalu wangi) pada anak yang lebih besar.

Gangguan mengunyah- menelan

Beberapa anak yang tidak menyukai variasi makanan, tidak mau makan nasi dan hanya minum susu lebih berpotensi mengalami muntah. Namun muntah terjadi ketika anak sedang makan ini disebabkan gangguan perkembangan kemampuan mengunyah-menelan.
Umumnya anak-anak ini akancenderung memilih makanan tertentu yang  gampang dikunyah seperti telur, mi, krupuk, biskuit, brokoli, dan wortel. Sedangkan makanan berserat seperti  daging sapi, sayur, atau nasi dapat membuatnya tidak nyaman.

Isi Lambung atau Volume Lambung Bayi  yang Masih Kecil
 
Semakin kecil bayi, semakin  kecil isi lambung bayi tersebut, sehingga pada situasi dimana  susu yang ditelan bayi melebihi kapasitas isi  lambung. Sehingga  ada sebagian ASI, susu, atau isi lambung yang tertekan dan dipaksa terdorong keluar dari lambung bayi. “Terkadang terjadi  ketika bayi ditidurkan langsung dengan posisi terlentang setelah disusui, ketika bayi  bergerak-gerak  menggeliat, maka rongga perut  akan menyempit akibat ketegangan otot dinding perut menyebabkan susu mencari jalan keluar,” ungkap Ghazali.
Beberapa kondisi umum
Kejadian gumoh dan muntah akan semakin mudah terjadi karena umumnya bayi senang menggeliat, dimana gerakan menggeliat ini mengakibatkan tekanan dalam rongga perut bayi  meninggi, sehingga  gumoh dan muntah menjadi lebih sering.

MASIH NORMAL JIKA..
 
Karena itu, gumoh masih dianggap keadaan yang normal bila jumlah cairan yang dan jumlah cairan yang masuk dan tidak di gumohkan jumlah nya masih  seimbang.
Artinya, cairan ASI, susu  maupun makanan bayi yang masuk masih dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi itu.

Lakukan Upaya
 
Melihat beberapa penyebab, penanganan gumoh tidak bisa dilakukan secara umum. Beberapa hal yang bisa dilakukan menghadapi bayi gumoh bermasalah.
- Jika diperkirakan bayi kerap gumoh setiap kali disusui,  berikanlah ASI atau susu dengan cara sedikit demi sedikit.
- Ketika bayi cenderung memiliki kebiasaan menangis kuat sebelum menyusu, dan terjadi gumoh. Hentikan dahulu pemberian ASI, karena menangis kuat akan  menyebabkan udara yang akan tertelan selama menangis tersebut juga akan berlebihan.
- Sedangkan untuk penanganan kasus  gastroesofageal  refluks (GER) atau  sering muntah pada anak karena alergi dan hipersensitifitas paling ideal dengan menghindari (avoidance) penyebab alerginya dahulu. Misal,  susu sapi dapat diganti dengan susu soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat whey. Atau memberikan tempe, tahu atau daging untuk menggantikan telur, ayam atau ikan.
Jika gumoh berlangsung mengkhawatirkan, konsultasikan dengan dokter anak.

sumber : www.tabloidnova.com

Tips Mencegah Gumoh pada Bayi

- Gumoh adalah kondisi yang seringkali menimpa hampir setiap bayi. Para orang tua kerap gelisah apabila bayinya sebentar-sebentar muntah, tak lama setelah mendapatkan ASI.
Namun sebenarnya kondisi ini tidak perlu terlalu dikhwatirkan. Pasalnya, gumoh jarang sampai menandakan masalah serius. Selama bayi Anda tampak nyaman dan tidak mengalami masalah berat badan, hal itu tampaknya tidak menjadi problem serius.
Menurut penelitian para ahli, hampir 50 persen bayi pernah mengalami gumoh atau refluks asam (dalam bahasa medis disebut gastroesophageal reflux) dalam tiga bulan pertama setelah kelahiran. Refluks asam adalah kondisi di mana isi cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxs) ke dalam esofagus.
Gumoh pada bayi akan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, dan sebagian besar bayi berhenti hingga sampai usia 12 bulan.  Tetapi bila gumoh terlalu sering dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala gastroesophageal reflux disease (GERD), sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah gumoh pada bayi:
* Posisikan bayi tegak Memberi makan bayi dalam posisi tegak bisa mencegah terjadinya muntah. Setelah itu, kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Hindari bermain aktif dengan bayi selama memberi makan dan jangan mengayun-ayun bayi ketika masih ada makanan di dalam mulutnya.
* Sedikit tapi sering Terlalu lama menyusui atau memberinya dalam jumlah banyak dapat memicu bayi muntah. Jika Anda menyusui, sebaiknya batasi setiap sesi dalam menyusui. Jika Anda memberikan susu melalui botol, tawarkan dalam jumlah yang sedikit dari pada biasanya.
* Atasi sendawa pada bayi Sering bersendawa selama dan setelah menyusui dapat membangun atau membentuk udara di dalam perut bayi. Untuk mengatasinya, posisikan bayi dalam keadaan duduk dengan menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung bayi secara pelan.
* Periksa nipple (dot) pada botol susu Jika Anda menggunakan botol, pastikan lubang pada nipple (dot) botol sudah dalam ukuran yang tepat. Jika terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Sementara jika terlalu kecil, bayi Anda mungkin akan frustrasi. Tepat tidaknya ukuran lubang pada botol susu bayi, bisa terlihat dari tetesan susu ketika botol dibalikan. Jika tetesan susu sedikit, maka ukurannya sudah benar.
Sumber :
 
www.mayoclinic.com

Bayi Sering Gumoh..?? Lakukan hal berikut ini..

Bayi Anda gumoh? Jangan cemas dulu. Lebih baik kenali dulu gejalanya. Menurut Profesor Yvan Vandenplas, spesialis pencernaan anak dari University Brusel, Belgia, gumoh atau bahasa kedokterannya, regurgitasi, adalah gejala fisiologis karena klep pada lambung belum mampu menutup sempuran dan kondisi ini hampir diderita seluruh bayi di dunia. Berdasarkan riset, di beberapa negara termasuk Indonesia, 77 persen bayi di bawah usia tiga bulan di seluruh dunia menderita gumoh.
Menurut Yvan, gumoh itu sama sekali tak bisa dicegah namun yang bisa dilakukan adalah mengurangi frekuensi gumohnya. Salah satu cara yang paling ampuh menurut Yvan adalah dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Berdasarkan penelitian di seluruh dunia, bayi yang mendapat ASI eksklusif, frekuensi gumohnya makin berkurang. Sehingga ia amat menyarankan bagi para ibu untuk selalu memberikan ASI eksklusif.
Pemberian obat, ujar dia, sama sekali tak memberikan efek positif pada bayi bahkan bisa membuat bayi sering sakit akibat bakteri, khususnya pnemounia. Hal ini terjadi karena obat anti asam bisa mengurangi jumlah asam lambung, padahal asam diperlukan untuk membunuh bakteri.
Untuk itu, ujar dia, orangtua harus banyak membaca dan belajar, serta berpikir objektif mengenai kondisi bayi. Karena meski gumoh termasuk biasa namun jika sama sekali tak diperhatikan maka ada kemungkinan, pada kasus-kasus tertentu, terjadi hingga dewasa. ‘’Penelitian di Australia membuktikan beberapa anak terus mengalami gumoh hingga sembilan tahun akibat ketidakpedulian orangtua,’’ tutur dia.
Senada dengan Yvan, menurut Dokter Anak Gastroenterologi, Badriul Hegar Syarif, orangtua harus banyak mencari tahu dan menggali informasi mengenai gumoh. Sehingga ke depan, menurut dia tidak ada lagi, kepanikan berlebihan atau malah cuek sama sekali karena menganggap gumoh hal wajar.
Orang tua patut curiga, ujar Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ketika frekuensi gumoh lebih dari lima kali,  kemudian si bayi rewel atau terus menangis dan kemudian berat badannya tak normal atau bahkan turun. Berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2004, bayi yang mengalami regurgitasi lebih dari empat kali dalam sehari, akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih rendah pada empat bulan pertama usia bayi.
‘’Selain itu iritasi pada tenggorokan juga bisa terjadi dan menyebabkan bayi emoh untuk menyusu,’’ ujar dia. Jika orangtua mengetahui kondisi ini, sebaiknya yang pertama dilakukan adalah dengan mengetahui teknik mengurangi frekuensi gumoh.
Teknik yang paling mudah, ujar Badriul, dengan sendawakan bayi setiap usai menyusui dan kemudian tidurkan ia di alas sebuah bantal. Pada saat akan menidurkan, pastikan posisi tubuh anak setinggi  kurang lebih 60 derajat. ‘’sering ditafsirkan kepala anak harus lebih tinggi, padahal yang patut diketahui tubuh anak keseluruhan, karena berpengaruh pada lambung,’’ tutur dia.
Untuk waktunya, ia menyarankan kurang lebih 2 jam dan harus selalu diawasi. Selain itu ia juga menyarankan agar tak mengurangi jumlah asupan si kecil. Hal ini dilakukan agar bayi tak kekurangan nutrisi. Selain itu tidak ada jaminan bahwa mengurangi asupan berpengaruh pada hilangnya gumoh pada bayi.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, 

Minggu, 11 November 2012

Air Putih untuk Bayi, Perlukah?

Artikel #1
Apakah bayi memerlukan air putih?
Bayi di bawah usia 6 bulan yang disusui TIDAK memerlukan air putih. Kenapa? Karena kebutuhan cairannya sudah tercukupi dari ASI. Kandungan air dalam ASI sendiri sebanyak 88%. Beberapa hari pertama sebelum produksi ASI Ibu lancar, kolostrum yang sedikit tersebut ternyata telah mampu memenuhi kebutuhan bayi dan menjaga dia dari dehidrasi (dengan asumsi bayi menyusu dengan efektif-pelekatan benar). Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pemberian suplemen seperti air, glukosa, susu formula ataupun cairan lain seharusnya tidak diberikan pada bayi baru lahir yang disusui kecuali ada indikasi medis dari dokter. Beberapa riset menunjukkan dalam cuaca panas dan kering sekalipun , bayi usia 6 bulan ke bawah yang disusui tidak memerlukan air atau jus, dengan asumsi bayi boleh menyusu kapan pun dia mau. Dalam kondisi seperti ini, sang Ibu mungkin memerlukan asupan cairan lebih, tapi bayinya tidak. Jika Ibu merasa bayinya haus, segera susui si kecil. Langkah ini akan mencukupi kebutuhan cairannya. Semakin sering Ibu menyusui, semakin banyak ASI yang diproduksi yang berarti semakin banyak air bagi bayinya. Pemberian cairan di luar ASI justru dapat memicu kontaminasi atau alergen. Sedangkan pada bayi yang mendapat susu formula (sufor), air putih tidak perlu rutin diberikan. Beberapa sumber menyebutkan boleh memberikan air pada bayi yang mendapat sufor ketika cuaca luar ruangan sangat panas atau ketika bayi sakit yang disertai demam (perlu konsultasi terlebih dahulu pada dokter).

Pada bayi baru lahir (khususnya usia 4-5 minggu) pemberian air putih juga dapat menimbulkan risiko. Penambahan air putih dikaitkan dengan kenaikan tingkat bilirubin pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning. Selain itu, terlalu banyak air putih dapat menimbulkan kondisi serius yang disebut keracunan air putih (oral water intoxication). Pemberian air putih akan membuat bayi kenyang sedangkan tambahan kalori tidak ada sama sekali. Oleh karena suplemen air putih dapat menurunkan berat badannya (atau berat badan tidak bagus). Bayi yang mendapatkan tambahan air putih juga akan malas/jarang menyusu, akibatnya produksi ASI ibu akan terganggu.


Sumber: http://aufalactababy.com/2011/08/01/pemberian-air-putih-pada-bayi-perlukah/


Artikel #2

“MBAK, jangan lupa kasih air putih kalau adek habis minum susu, ya,” urai Riani kepada sang pengasuh sembari menyuapkan beberapa sendok air putih kepada bayinya yang berusia 3 bulan.
Tahukah Moms, di balik kebiasaan memberikan air putih ternyata tersimpan bahaya yang dapat mengancam si buah hati, utamanya bayi di bawah usia 6 bulan.

ASI, Sudah Cukup!

Air putih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak dan orang dewasa memang benar, tapi TIDAK untuk bayi.
“Pemberian air putih tidak disarankan, khususnya pada bayi usia < 6 bulan, karena kegunaannya tidak ada,” buka dr. Yulia Lukita Dewanti, M. Ked. Ped, SpA dari RS Sari Asih Serang.
Pada bayi usia tersebut, pemberian ASI eksklusif tanpa pemberian cairan lain sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan perkembangannya.
Secara alamiah, komposisi ASI –mengandung 88 persen air- yang diproduksi akan mencukupi kebutuhan cairan bayi.
Begitu pun dengan bayi yang minum susu formula, lebih dari 80 persen komposisi susu formula adalah air. Mengingat tingginya kadar air dalam ASI maupun susu formula, bayi kurang 6 bulan tak perlu diberikan tambahan cairan lain apapun secara langsung –termasuk air putih, teh manis, atau jus buah.
Artinya, bayi tidak akan kekurangan cairan sejauh bayi mendapatkan ASI atau susu formula cukup setiap harinya. Bayi akan selalu ‘meminta’ ASI/susu formula bila ia merasa haus (on demand).

3 Alasan Air Putih Dilarang
Lantas, mengapa air putih tak baik diberikan pada bayi?
Ginjal Bisa Rusak
“Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, semua organnya belum berfungsi laiknya orang normal pada umumnya. Nah, organ yang langsung berhubungan dengan metabolisme cairan adalah ginjal. Jika bayi diberi banyak air putih, maka ginjal yang belum siap menyaring –kecuali ASI- ini dapat rusak,” papar dokter penyuka novel ini.
Ya, ginjal bayi belum mampu mengeluarkan air dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan timbunan air dalam tubuh yang dapat membahayakan bayi (keracunan air).
Keracunan air
Kelebihan air di atas akan menyebabkan kandungan elektrolit dalam darah menjadi tidak seimbang, misalnya sodium (natrium). Kelebihan cairan tersebut akan melarutkan sodium dalam darah dan akan dikeluarkan tubuh, sehingga kadar sodium menjadi rendah yang dapat memengaruhi aktivitas otak.
Awalnya ditandai dengan iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan gejala penurunan kesadaran lainnya yang kadang luput dari kewaspadaan orangtua. Gejala lainnya adalah penurunan suhu tubuh, bengkak di sekitar wajah dan jika dibiarkan dapat menjadi kejang.

Jika si kecil sampai mengalami kejang, kemungkinan terjadi gangguan perkembangan di masa depannya namun bergantung pada frekuensi dan durasi kejang tersebut terjadi.
  Kebutuhan gizi tidak terpenuhi
Selain keracunan air, memberikan air putih setiap kali bayi menangis adalah salah. Bayi yang menangis tidak selalu berarti lapar. Bisa saja ia BAK (Buang Air Kecil), BAB (Buang Air Besar), kurang nyaman, sakit atau lainnya.
Bayi yang diberikan air setiap ia menangis akan menjadi kenyang. Sehingga keinginan bayi untuk menyusu akan menurun. Akibatnya, asupan gizi dalam tubuh menurun pula.

Padahal tiga tahun pertama adalah golden period (masa keemasan) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan sangat bergantung pada asupan gizinya saat itu. Oleh karena itu, Moms harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar kualitas ASI terjaga.
Diare, Tetap Berikan ASI
Bagaimana bila bayiku diare, apa boleh diberikan air putih? “Untuk bayi usia kurang dari 6 bulan, tetap berikan ASI saja. Memang, kebutuhan akan cairan saat diare akan meningkat, namun pemberian ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semakin sering si ibu menyusui maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ASI-nya tidak cukup,” saran dr Yulia.

Ingat, kandungan ASI sudah lengkap, termasuk kandungan elektrolitnya. Sehingga, pemberian cairan elektrolit khusus bayi tetap tidak disarankan.
Boleh Diperkenalkan lebih dari 6 Bulan
Pemberian air putih mulai dapat dilakukan saat bayi memasuki usia di atas 6 bulan, dimana MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diperkenalkan. Selain itu pada usia lebih dari 6 bulan, organ bayi dianggap ‘siap’ untuk mencerna makanan dan minuman selain ASI.
Selain itu, ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu -seperti cuaca panas atau konstipasi- pemberian air pada bayi diperbolehkan.
Namun, pemberian air itu cukup berkisar satu sendok makan setiap pemberiannya. Sebaiknya, gunakan sendok, bukan dot/botol guna menghindari kehilangan kontrol berapa banyak air putih yang sudah diminum bayi, jangan sampai kebanyakan.

Misalnya yang terjadi di John Hopkins Children’ Center, sebuah rumah sakit di Amerika, seperti dikutip dari situsnya. Pada musim panas, banyak bayi yang dibawa ke ruang gawat darurat oleh orangtua yang panik karena bayi mereka kejang. Belakangan diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh asupan air putih yang terlalu banyak.
Hmm, Anda tak mau hal itu terjadi pada si kecil, bukan?
Air Tajin, Tak Dianjurkan!
Pemberian air tajin (air rebusan beras) masih jamak ditemukan di masyarakat. Menyikapi hal ini, dr Yulia menegaskan bahwa air tajin tetap tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
Banyak ibu-ibu memberikan air tajin bila anaknya terserang diare guna mengatasi dehidrasi. Banyak pula yang mencampurkan air tajin pada makanan bayinya saat si kecil berusia lebih dari 6 bulan.
Dikatakan dr. Yulia, komposisi air tajin tidak lain hanyalah karbohidrat. Memang, air tajin lebih baik dibandingkan dengan air putih yang tidak mengandung zat gizi dan hanya beberapa jenis elektrolit.
Walau begitu, bagi bayi lebih dari 6 bulan yang selalu diberikan air tajin, yang akan terpenuhi hanyalah kebutuhan karbohidratnya. Hasilnya, bayi bisa menjadi gemuk tanpa ada ‘isi’nya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dibutuhkan bukanlah karbohidrat saja. Protein, lemak, serat, zat gizi makro dan mikro pun berperan penting.
Jadi, bijaklah dalam memilih makanan/minuman untuk dikonsumsi si kecil dalam masa tumbuh kembang-nya. (Sumber: Tabloid Mom/Kiddie) (nsa)
Sumber  : http://lifestyle.okezone.com/read/2011/04/29/195/451601/air-putih-bukan-untuk-bayi



Tambahan dari @drtiwi (dikutip di situs MPASI Rumahan):
rumus pemberian air putih untuk anak sudah mulai mpasi = 30 x berat badan bayi.
Untuk anak yang minum ASI, bisa ½ dari jumlah seharusnya, misal, anak saya usia 6,5bulan beratnya 7,5kg, jadi porsi minum air putihnya, 30 x 7,5 = ± 210ml /hari, dan karena dia masih ASI ( di ASI hampir 80% mengandung air — menurut sumber yang saya baca) takaran minum air putihnya boleh ½ dari 210ml atau ± 105ml.

Mengatasi Tantrum Pada Anak

Anak-anak pada masa tertentu akan mengalami masa tantrum, bisa dimulai sejak umur 1tahun, ada juga yang mulai tantrum di usia yang lebih dini, dan ada juga yang mulai tantrum di usia 18bulan (beragam yaah), tapi yang pasti saat itu anak sudah mulai memilik keinginan sendiri tapi masih belum tau cara mengungkapkan keinginan dan emosinya dengan baik, maka pada masa inilah  orang tua harus mampu membimbing dan mengajarkan cara yang baik, agar anak mampu bersikap positif. Pada masa tantrum biasanya anak akan menunjukkan sikap yang menurut sebagian orang tua sangat menyebalkan, krn mereka akan menangis sejadi-jadinya, bisa juga sambil berteriak, sambil memukul, sambil merusak barang-barang di sekitar, bahkan sambil menyakiti dirinya sendiri spt dg cara  membenturkan kepala ke tembok, dsb. Hal-hal tersebut dilakukan saat anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan jika orang tua mengikuti keinginan si kecil maka untuk selanjutnya si kecil akan mengulangi cara yang sama. Lalu bagaimana cara dan sikap yang tepat dilakukan orang tua saat anak menunjukkan sikap tantrum?

Alih-alih melihatnya sebagai sebuah bencana, tantrum sebetulnya bisa dianggap sebagai kesempatan untuk mendidik anak. Mengatasi anak yang sedang tantrum memang tidak gampang. Namun, bila Anda menanganinya dengan tepat, tantrum anak akan berkurang dengan sendirinya. Ini dia caranya:
Kendalikan emosi
Seemosi apa pun anak, Anda harus tetap bersikap setenang mungkin. Ini memang sulit, tapi emosi Anda yang terpancing justru membuat tantrumnya makin menjadi.
Jangan menghukum
Jangan memukul, berteriak, atau marah-marah padanya. Reaksi negatif seperti ini,  bagi anak lebih baik daripada tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Padahal, dalam jangka pendek hal itu justru memperburuk tantrum dan dalam jangka panjang akan memperlama hilangnya kebiasaan tantrum.
Jangan penuhi keinginan anak
Mencoba menghentikan tantrum anak dengan mengabulkan permintaannya atau mengiming-iminginya sesuatu justru membuatnya belajar memanfaatkan tantrum sebagai cara untuk memanipulasi Anda. Ini bisa terjadi terus-menerus, bahkan sampai dia dewasa.
Tinggalkan
Bila tantrum terjadi di rumah, dudukkan dia di tempat yang aman. Tinggalkan dia setelah mengatakan padanya bahwa dia boleh meninggalkan tempat duduk itu bila sudah tenang. Bila tidak memungkinkan untuk ditinggalkan sendirian, temani dia, tapi jangan memberikan respon apa pun. Cukup dengan berdiam saja dan hindari kontak mata dengannya. Bisa juga menggunakan timer  dan katakan padanya untuk tidak meninggalkan tempat duduknya sebelum alarm berbunyi. Katakan pula bahwa alarm akan terasa lebih lama berbunyi bila dia tidak segera menenangkan diri.
Bawa pergi
Bila tantrum terjadi di area publik dan Anda belum bisa mengajaknya langsung pulang, bawa anak ke tempat yang memungkinkan Anda untuk memiliki privasi. Misalnya, bawa dia ke dalam mobil. Temani dia tanpa merespon apa pun terhadap tantrumnya.
Ajak bicara
Setelah anak tenang, bicarakan dengannya soal perilakunya tadi. Katakan padanya bahwa dia baru saja mengalami tantrum, dan tantrum adalah perilaku yang tidak baik dan tidak bisa diterima. Diskusi seperti ini akan lebih diterima anak, karena umumnya anak ingin bersikap baik. Minta padanya untuk mengatakan ‘Aku marah’ setiap kali dia marah. Minta dia untuk mengulangi ucapan itu, setelah itu tanyakan padanya apa yang akan dia lakukan bila dia marah. Tanyakan juga apakah ketika marah dia akan memukul, berteriak, atau menangis, untuk menegaskan permintaan Anda. Lakukan diskusi ini setiap kali dia tantrum. Pelan-pelan, dia akan bisa mengatasi tantrumnya.
Buat kesepakatan
Untuk menghindari tantrum di area publik, buat kesepakatan lebih dulu sebelum keluar rumah. Katakan ke mana dan apa tujuan Anda, serta perilaku yang Anda harapkan darinya. Katakan pula perilaku apa yang tidak Anda harapkan darinya, karena perilaku itu akan mengganggu orang lain. Kalau mengajaknya ke supermarket, sebelum pergi Anda bisa menanyakan apa yang ingin dibelinya nanti. Bila Anda setuju, Anda harus konsisten dengan permintaannya, sehingga belanja Anda tidak membengkak dengan barang-barang yang mendadak diinginkannya.
Alihkan perhatian
Daripada menanggapi tantrumnya, lebih baik alihkan perhatiannya, misalnya dengan mengajaknya beraktivitas ringan. Memindahkannya ke ruangan lain atau mengajaknya ke teras rumah bisa juga dilakukan untuk mengganti suasana.
Kenali batas
Mengenali batas kemampuan anak Anda bisa mencegah tantrum. Bila dia sudah lelah, jangan paksakan untuk terus berbelanja bersamanya.
Bebas terbatas
Beri anak kebebasan untuk menentukan hal-hal kecil yang ingin atau harus dilakukannya. Misalnya, tanyakan apakah dia ingin menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi, apakah dia ingin pisang atau semangka. Memiliki otonomi kecil seperti ini akan membuatnya merasa mandiri.
Cari penyebab
Dengan mengetahui penyebabnya, tantrum bisa dicegah dan bisa diperpendek rentang waktunya.
Waktu berdua
Menghabiskan waktu hanya berdua dengannya dengan bermain dan berbicara dengannya secara teratur sepanjang hari bisa membantu ledakan emosinya menguap. Saat bersama dengannya, katakana batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.

Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Mengatasi-Tantrum-Pada-Anak

Makanan Kurang Baik Buat Bayi

Menentukan makanan bayi tentunya harus dipilih yang benar-benar sesuai dengan usianya. Ada beberapa makanan kurang baik buat bayi yang harus Anda perhatikan. Hindarilah memberi makan si kecil dengan makanan berikut ini sebelum usia si kecil cukup untuk makanan jenis tersebut.

1. Madu dan Sirup Jagung
Makanan yang perlu dihindari adalah madu dan sirup jagung. Kedua makanan ini tidak disarankan untuk diberikan pada bayi yang usianya dibawah 12 bulan. Pasalnya kedua makanan ini mengandung spora botulinum.

Saluran usus pada orang dewasa sudah bisa mencegah pertumbuhan spora yang dihasilkan dari bakteri Clostridium Botulinum. Namun pada bayi, jika spora ini masuk ke dalam perut bayi maka bisa tumbuh dan menghasilkan toksin atau racun yang bisa mengancam jiwanya.

2. Makanan yang Bisa Menyebabkan Bayi Tersedak
Selain madu dan sirup jagung, berikut adalah makanan yang perlu dihindari sampai usia anak Anda mencapai 2-3 tahun. Makanan-makanan ini bisa berbahaya karena bisa menyebabkan bayi tersedak. Hal ini karena bayi yang usianya dibawah 2-3 tahun, belum memiliki koordinasi yang baik dalam mulutnya dan jumlah gigi yang masih sedikit.

Makanan tersebut diantaranya adalah kacang-kacangan yang masih berbentuk utuh, selai kacang, permen karamel, permen karet, semua jenis anggur, buah dan sayuran mentah yang keras, potongan daging yang besar, hot dog, kismis, popcorn, keripik kentang atau jagung, dan permen.

3. Makanan yang Tinggi Nitrat
Anda juga perlu mewaspadai makanan yang mengandung nitrat yang tinggi. Makanan yang mengandung nitrat tinggi justru bisa menyebabkan anemia. Makanan ini pun disarankan untuk tidak masuk dalam menu bayi dibawah usia 8 bulan.

Makanan yang mengandung nitrat bisa terdapat pada sayuran dan daging. Untuk sayuran diantaranya adalah wortel, bit, buncis, dan bayam. Sementara untuk daging, yang mengandung nitrat biasanya ditemukan pada olahan-olahan daging seperti bakso, sosis, dan daging asap.

4. Pemakaian Gula Garam
Dalam membuat makanan bayi, Anda sebaiknya menghindari menggunakan garam dan gula. Mengenalkan rasa gula dan garam terlalu dini, akan membuatnya “ketagihan” dengan makanan yang manis atau asin tersebut. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan anak. Biarkan anak merasakan rasa alami dari sayuran dan makanan lainnya. Dengan begitu ia akan terbiasa dengan rasanya.

Agar kesehatan si kecil tetap terjaga, pastikan hindari pemberian makanan kurang baik buat bayi.

sumber:  melindacare

ASI EXCLUSIF DAN KB ALAMI

Seorang klien datang di Bidan Kita dan bertanya; "Saya pernah mendengar bahwa menyusui dapat digunakan sebagai KB alami. Apakah ini benar?"

Nah bunda ingin tahu jawaban dan penjelasan ilmiahnya?
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2003).
Pada wanita pospartum konsentrasi esterogen, progesteron, dan prolaktin (PRL) yang tinggi selama kehamilan turun secara drastis. Tanpa menyusui, kadar gonadotropin meningkat pesat, konsentrasi PRL kembali ke normal dalam waktu sekitar 4 minggu dan pada minggu ke-8 pascapartum, sebagian besar wanita yang memberi susu formula pada bayinya memperlihatkan tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berevolusi tidak lama kemudian.
Sebaliknya, pada wanita yang menyususi, konsentrasi PRL tetap meninggi selama pengisapan sering terjadi dan pada setiap kali menyusui terjadi peningkatan sekresi PRL secara akut. Walaupun konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH) kembali ke normal dalam beberapa minggu pascapartum, namun konsentrasi Luteinizing Hormone (LH) dalam darah tetap tertekan sepanjang periode menyusui. Yang penting, pola pulsasi normal pelepasan LH mengalami gangguan dan inilah yang diperkirakan merupakan penyebab mendasar terjadinya penekanan fungsi normal ovarium. Wanita yang menyusui bayinya secara penuh atau hampir penuh dan tetap amenore memiliki kemungkinan kurang dari 2 % untuk hamil selama 6 bulan pertama setelah melahirkan.

Keuntungan
Untuk bayi :
1. mendapat kekebalan pasif (mendapat antibody perlindungan lewat ASI)
2. sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tubuh kembang bayi yang optimal,
3. terhindar dari kontaminasi dari air susu lain atau formula atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu :
1. mengurangi post partum blues
2. mengurangi resiko anemia
3. meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi (Saifuddin, 2003).
Efektifitas dari MAL adalah :
1. efektifitas tinggi
2. segera aktif
3. tidak perlu pengawasan medis
4. tidak perlu obat atau alat
5. tanpa biaya.
Manfaat MAL pada bayi yaitu suatu makanan yang memiliki asupan gizi yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi, sedangkan pada ibu manfaatnya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Pinem, 2009).

KEKURANGAN
Kekurangan dari kontrasepsi MAL adalah :
1. perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
2. mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
3. efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid sampai dengan 6 bulan
4. tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS (Saifuddin, 2003).
KONTRA INDIKASI
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
EFEK SAMPING
Mengukur dan keamanan dari berbagai metode keluarga berencana juga sulit dilakukan, tetapi alasannya dalam hal ini adalah bahwa sebagian besar metode sudah sedemikian aman sehingga kejadian merugikan yang serius sangat jarang dijumpai. Kejadian merugikan yang kurang serius sering kali cukup bersifat subjektif.
Berikut ini beberapa efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi menggunakan Metode Amenorea Laktasi ( MAL ):
  • · Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
  • · Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDSKesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
  • · Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

Kriteria
Kriteria Seorang Ibu Yang Menggunakan Metode KB Amenorea Laktasi (MAL)
Syarat ibu untuk menggunakan metode KB alami MAL yaitu :
1. ibu yang menyusui secara eksklusif
2. ibu belum menstruasi sejak melahikan (belum haid)
3. ibu memberikan Asi kepada bayinya secara ”penuh” (hanya sesekali diberi satu sampai dua teguk air minum,misalnya pada upacara adat/keagamaan)
4. bayi berusia 6 bulan (Saifuddin, 2003).
Wanita yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), harus menyusui dan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Menyueui Dilakukan segera setelah melahirkan.
2. Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
3. Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
4. Tidak mengkonsumsi suplemen.
5. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.
Ibu Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak dapat digunakan oleh:
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode kontrasepsi lain. Efektivitas
• Kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah melahirkan dan 6 per 100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan.
• Kejadian kehamilan dalam pemakaian MAL ini relatif sangat kecil, dikarenakan efektifitas pada MAL sangat tinggi mencapai 98% (Sarwono, 2003).
• Menyusui secara eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien mendapat haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan pasca persalinan. Efektifitas dapat mencapai 98% dan sangat efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan perlakrtasi (Depkes, Bandung).

"Bagaimana agar menyusui sebagai kontrasepsi alami?"
Anda harus mengikuti aturan permainan untuk mendapatkan manfaat penuh efek menyusui pada kesuburan.  Dalam MAL, ibu menyusui dapat mengandalkan perlindungan dari kehamilan jika dia bisa menjawab "tidak" untuk pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Memiliki siklus menstral Anda kembali/sudah mendapatkan haid?
2. Apakah Anda secara teratur atau membiarkan waktu lama tanpa menyusui, baik pada siang hari (lebih dari tiga jam) atau pada malam hari (lebih dari enam jam)?
3. Apakah bayi Anda lebih dari enam bulan?
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang sedang menyusui eksklusif tetap subur selama lebih dari periode enam bulan tertutup oleh LAM. Ovulasi dan menstruasi kembali hanya ketika bayi mulai perawat kurang sering dan prolaktin tingkat jatuh.

4 TIPS AGAR MENYUSUI Dapat di gunakan Untuk menunda ovulasi
1. Praktek menyusui terbatas tanpa memperhatikan jadwal. Biasanya enam sampai delapan kali sehari akan menekan ovulasi.
2. Jangan melatih bayi Anda untuk tidur sepanjang malam. (ASI-membuat hormon-hormon yang menekan ovulasi diproduksi tertinggi pada jam 01:00-06:00) menyusui di Malam /dini hari penting untuk menekan kesuburan.
3. Hindari penggunaan botol tambahan dan dot.
4. Menunda pengenalan makanan padat sampai usia enam bulan atau lebih. Makanan Padat harus memberikan nutrisi tambahan, bukan pengganti menyusui.
Kunci untuk menggunakan menyusui untuk menunda kembalinya kesuburan adalah frekuensi menyusui.
Jika Anda mengikuti aturan-aturan ini, Anda dapat menikmati periode amenore laktasi (tidak menstruasi) yang berlangsung 13-16 bulan. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang berlatih alami ibu sesuai dengan peraturan di atas akan rata-rata 14,5 bulan tanpa masa menstruasi setelah melahirkan.I ngat, ini hanya rata-rata.  beberapa ibu akan mengalami kembalinya menstruasi dengan enam bulan, yang lain sampai dua atau tiga tahun.
Ketika periode menstruasi kembali, yang pertama sering anovulatoir, artinya tidak didahului oleh ovulasi (pelepasan telur), dan dengan demikian Anda tidak bisa hamil sebelum ini. Namun, sekitar 5 persen wanita berovulasi sebelum menstruasi pertama mereka, Jadi mungkin untuk hamil ketika menyusui, bahkan jika Anda tidak menstruasi.
VIVAnews - Menyusui selain memberikan nutrisi terbaik untuk bayi juga dipercaya dapat memberikan keuntungan bagi ibu. Tak hanya membuat bobot tubuh lekas menyusut usai melahirkan, memberikan bayi ASI ekslusif minimal selama 6 bulan setelah melahirkan juga bisa menjadi kontrasepsi alami. Benarkah?

“Benar, sudah ada penelitiannya di beberapa negara di dunia, ASI esklusif bisa menjadi pilihan kontrasepsi alami selain sistem kalender,” kata Spesialis Kandungan, Prof. Dr.dr. Biran Affandi, SpOG (K), saat Press Confrence 'World Contraception Day 2010' di City Walk, Jakarta, Kamis 23 September 2010.

Masalahnya, anggapan ini masih menjadi kontroversi. Sejumlah ibu di dunia melaporkan metode kontrasepsi alami ini tidak efektif. Mereka masih bisa hamil meskipun sedang menyusui eksklusif bayinya. Mana yang benar?

Ternyata, jika ingin menjadikan aktivitas menyusui eksklusif sebagai alat kontrasepsi alami, ada proses yang perlu Anda ikuti, agar tidak terjadi kehamilan tidak direncanakan.  Fakta yang mendukung bahwa ASI bisa menjadi kontrasepsi alami syaratnya adalah bayi benar-benar harus diberikan hanya ASI tanpa tambahan makanan lain selama minimal 6 bulan.

Memberikan ASI secara ekslusif mampu meningkatkan produksi hormon prolaktin yang mampu menekan terjadinya ovulasi. Sehingga wanita yang tengah menyusui ekslusif tidak akan pernah mengalami masa subur.

“Bila bayi menyusui dari kedua payudara ibu selama satu jam dalam satu hari, bisa merangsang otak kecil ibu untuk mengeluarkan prolaktin. Jika jumlah prolaktin yang dikeluarkan cukup, maka mampu bekerja menekan ovulasi,” katanya menjelaskan.

Rata-rata bayi menyusui minimal 6 kali sehari. Sekali menyusui, durasi yang dibutuhkan minimal 10 menit. Namun, jika kurang dari 6 menit atau kurang dari 1 jam menyusui selama sehari, tidak bisa dijamin, apakah produksi prolaktin mencukupi untuk menekan tingkat ovulasi.

Namun, jika khawatir melakukan teknik kontrasepsi ini akan membuat Anda 'kebobolan' hamil, ada beberapa pilihan alat kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui atau paska keguguran.
Kontrasepsi yang tidak mengganggu pasokan ASI untuk bayi dan tidak menimbulkan efek buruk bagi ibu yang mengalami masalah keguguran, antara lain IUD, sterilisasi, implan seperti susuk, suntikan atau bisa juga menggunakan minipil.
Nah okey….selamat mencoba bunda

Menyusui Lebih Dari 2 Tahun: Indah Sekali Rasanya

Penulis : Cut Sarah Xandaria.

Pertanyaan yang sering dilontarkan orang orang kepada saya adalah “Kapan Sabia mulai disapih?”

Anak saya umurnya memang sudah lebih dari 2 tahun, tepatnya 2 tahun 3 bulan tapi rasanya kok saya belum rela untuk menyapih. Kenapa harus berhenti kalau menyusui itu pengalaman yang sangat menyenangkan bagi ibu dan anak. Saya pun semakin ingin memberikan ASI kepada Sabia, setelah membaca artikel tentang keunggulan menyusui di atas 2 tahun (extended breastfeeding), yang saya temukan di artikel Jack Newman, Kellymom dan babycenter.com.

Berikut sharing saya dari beberapa artikel yang saya baca:

Alasan pertama: Anak dapat lebih mandiri.

Banyak yang berpendapat bahwa lebih lama menyusui akan menyebabkan anak lebih manja. Pendapat tersebut tentu saja tidak tepat. Anak yang menyapih dirinya sendiri (biasanya pada umur 2 sampai 4 tahun) akan jauh lebih mandiri. Mengapa? Karena ia mendapatkan rasa keamanan dan kenyamanan dari ibunya (ketika menyusu) sampai akhirnya ia berhenti sendiri. Pada saat ia memutuskan untuk berhenti menyusu, ia tahu kalau ia telah melangkah lebih maju. Hal ini pulalah yang menyebabkannya lebih mandiri, karena ia telah dapat mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya, yaitu berhenti menyusu dan memulai fase baru menjadi mandiri.

Alasan kedua: Anak lebih jarang sakit.

Beberapa referensi tentang hal ini, diantaranya adalah :

The American Academy of Family Physicians menyatakan bahwa anak yang disapih sebelum umur 2 tahun berisiko lebih besar untuk terkena penyakit.

Gulick (1986) menyatakan bahwa anak yang menyusu diantara umur 16-30 bulan lebih jarang sakit dan jikalau terkena penyakit, durasi sakitnya pun lebih pendek.

Goldman 1983, Goldman & Goldblum 1983, Institute of Medicine 1991) “Zat Antibodi banyak terdapat di dalam ASI pada saat menyusu”. Faktanya faktor imunitas meningkat pada tahun kedua dan pada saat menyapih.

WHO menyatakan, “sedikit penambahan pada tingkat menyusui dapat mengurangi tingkat kematian anak dibawah lima tahun sebesar sepuluh persen. Menyusui berperan penting dan terkadang diremehkan pada penanganan dan pencegahan penyakit anak anak.”

Pada saat anak sakit pun, menyusui bisa menjadi peredanya. Dan sang Ibu pasti juga merasa tenang karena membantu penyembuhan sang anak.

Alasan ketiga: Mengurangi risiko alergi.

Banyak penilitian yang menyatakan untuk mencegah alergi dan asma adalah dengan menyusu selama enam bulan eksklusif dan setelah itu tetap melanjutkan menyusu secara jangka panjang.

Alasan keempat: anak menjadi lebih pintar.

Banyak penelitian yang sekarang menyatakan adanya hubungan antara perolehan kognitif (IQ dan peringkat di sekolah) dengan menyusu. Setelah diteliti, semakin tinggi perolehan koqnitif ternyata dibuktikan dengan lamanya jangka waktu menyusu si anak.

Alasan kelima: Anak lebih mudah bersosialisasi.

Anak yang memperoleh kemandirian sendiri tanpa paksaan (dalam arti menyapih sendiri) akan merasa lebih aman dan nyaman daripada anak yang kemandiriannya dipaksakan. Karena rasa aman dan nyaman tersebut, terbentuklah kepercayaan diri sehingga dalam lingkungan barupun anak akan lebih mudah bersosialisasi.

Alasan keenam: Banyak keuntungan untuk ibu.

Beberapa keuntungan untuk ibu yang menyusu anaknya lebih dari 2 tahun yaitu:

mengurangi risiko kanker rahim

mengurangi risiko kanker payudara

mengurangi risiko kanker uterus

mengurangi risiko kanker endometriosis

bagi beberapa wanita dapat menunda kesuburan (dengan catatan blm kembali haid)

melindungi dari resiko osteoporosis

mengurangi resiko Artritis reumatoid (penyakit yang menyerang persendian)

mengurangi kebutuhan insulin bagi wanita yang menderita diabetes

dapat menurunkan berat badan

Setelah membaca alasan alasan tersebut diatas sudah dipastikan bahwa menyusu lebih dari 2 tahun adalah sesuatu yang wajar dan banyak keuntungannya. Yang terpenting adalah hubungan antara ibu dan anak yang terbentuk karena menyusu (bonding) tetap terjaga.

Bagi banyak orang yang menyaksikannya sendiri, dapat mengatakan bahwa menyusu adalah sesuatu yang ajaib, spesial dan bukan hanya sekedar memberi asupan makanan. Anak yang sedang menyusu ibunya bisa tiba-tiba tertawa tanpa sebab sambil memandang ibunya. Ibunyapun juga bisa sambil berbicara dan bercanda.

Biarlah anak menyapih sendiri ketika ia siap dan dapat menentukan waktunya semdiri. Buat apa memaksa.

Happy extended breastfeeding, moms..!

Bumbu-Bumbu Tradisional untuk Obat Balita

Sebagai orang tua, pastilah kita akan merasa cemas jika anak kita sakit atau jatuh saat bermain ataupun beraktivitas lainnya. Atau anak kita yang kurang nafsu makan, pastilah orang tua akan mencari solusi untuk meningkatkan selera makannya.
Berikut ini adalah berbagai macam bumbu-bumbu tradisional yang dapat digunakan sebagai pengganti obat-obatan bagi balita kita. Yuk, kita mengenal satu per satu

Kentang
Sebagai obat bisul. Cara: parut kentang dan peras. Oleskan sari air parutan kentang tersebut pada bisul 3-4 kali per hari. Bisa juga untuk ruam kulit yang disebabkan oleh biang keringat.

 Minyak Zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi. Oleskan pada kulit kepala 1-2 kali sehari.

Daun Pepaya
Berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit malaria, panas, beri-beri dan kejang perut. Cara: daun pepaya muda ditumbuk, diperas dan disaring lalu minum airnya.

Lidah Buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi dan anak. Cara: oleskan daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita luka bakar.

Banglai (bangle, panglai, pandhiyang, manglai)
Untuk menenangkan bayi dan anak yang sering rewel pada malam hari. Cara: balurkan parutan banglai segar pada kening dan badan anak.

Brotowali
Untuk menyembuhkan luka-luka dan gatal-gatal akibat kudis. Cara: 2-3 jari batang brotowali dipotong kecil-kecil, rebus dengan 6 gelas air hingga mendidih, matikan. Diamkan selama 1/2 jam. Lalu saring dan gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal tersebut. (Untuk pemakaian luar).

Air kelapa muda dan kopi
Untuk obat muntaber. Dosisnya tidak ada takaran, sekehendak anak saja. Dapat dicampur dengan seujung sendok kopi.

Temulawak
Untuk menambah nafsu makan. Cara: kupas dan iris tipis 150 gr temulawak dan 50 gr kunyit. Rendam dlm 500 cc madu dan taruh dalam toples tertutup selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, ramuan siap digunakan. Aturan minum: 1 sdm madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkir air hangat, minum pagi dan sore hari.

Jeruk nipis
Untuk mencairkan dahak dan obat batuk pada anak. Cara: campur 1 sdm air perasan jeruk nipis dengan 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama 30 menit. Aturan minum untuk bayi 6bln-1th: 2x 1/2 sdt; anak 1-3th: 2x 1sdt; anak 4-5th: 2x 1 1/2 sdt

Kencur
Untuk meringankan batuk pada anak. Cara: parut 5 gr kencur, tambahkan 2 sdm air putih dan diaduk. Kemudian disaring, lalu tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat !!

Sumber : http://www.makananbayi.org/makanan-bayi-bumbu-bumbu-tradisional-untuk-obat-balita.html

MELATIH SI KECIL BERHENTI MENGOMPOL

Melatih Si Kecil Berhenti Mengompol !

"DUH, Adek kok ngompol lagi sih. Tuh, lihat kasurnya kan jadi basah!" Ngompol memang problema tersendiri bagi orangtua. Bukan cuma bikin kasur jadi basah dengan bau tak sedap sehingga perlu dijemur. Tapi juga membuat lelah karena harus gonta-ganti celana si kecil di malam hari. Jadi, wajar saja bila orangtua berharap si kecil bisa berhenti ngompol secepatnya.

Yang patut disadari, menurut Lidia L Hidajat, MPH, ngompol untuk anak batita sebenarnya masih wajar. "Para pakar umumnya memberi toleransi mengompol hingga usia anak 4 tahun. Nah, lewat usia itu anak masih mengompol, bolehlah orang tua khawatir."

Model Tempat Tidur

Mungkin menarik pula melirik faktor penyebab anak jaman sekarang lebih susah diajak kering atau berhenti ngompol ketimbang anak-anak jaman dulu. Perubahan jaman, kata Lidia, merupakan salah satu penyebabnya. Dengan kondisi ekonomi di masa-masa ini,membuat lebih banyak wanita yang bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.

Bukannya mau mengurangi peran para bapak, lo. Namun jika mau dihitung secara statistik, mungkin akan lebih banyak jumlah ibu yang menyediakan waktu untuk mengganti popok ketimbang ayah. Nah, karena zaman sekarang para ibu juga harus bekerja, maka kelelahan seorang ibu pun bertambah. "Dibanding dulu, wanita karier sekarang pulangnya sampai larut malam. Tiba di rumah sudah sangat lelah."

Akhirnya, lanjut Lidia,popok sekali pakai menjadi semacam hero yang populer untuk membantu mengurangi kelelahan ibu. "Enggak salah juga pakai popok macam itu karena ibu jadi tak perlu gonta-ganti celana anak." Yang jadi masalah, popok sekali pakai ini membuat orang tua "terlena" sehingga kebablasan.Ujung-ujungnya, ya, kita jadi lupa melatih si kecil ke kamar mandi di malam hari.

Padahal, kalau mau jujur, popok sekali pakai terasa risih dan tak nyaman, lo, buat anak. Bayangkan, bokong si kecil ditutupi plastik seharian. Panas sekaligus lembab, bukan? "Jadi, tak salah juga jika ada yang bilang, popok sekali pakai itu adalah perwujudan dari egoisme orang tua," ujar staf pengajar di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta ini.

Gara-gara kelewat lelah pula, orang tua mungkin jadi tak terbangun ketika malam-malam si kecil terbangun ingin BAK. Alhasil, ia pun mengompol dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Faktor lain yang membuat si kecil susah kering, lagi-lagi berkaitan dengan kemajuan teknologi. Seperti model kasur spring bed yang besar dan berat. "Akhirnya, perlak ditaruh di atas seprei, bukan di bawah seperti jaman dulu, "ungkap Lidia. Nah, perlak yang terlihat itu, membuat anak tahu, di bawah tubuhnya ada pelindung."Kalau aku mau pipis, ya, pipis aja. Kan, ada perlak, jadi kasurnya enggak basah." Bisa juga mereka berpikir, perlak itu memang disediakan agar ia dapat BAK di situ. Nah, kalau ingin mengajar si kecil tak mengompol lagi, sebaiknya singkirkan perlak tersebut.

Lihat Pola

Selengkapnya, Lidia menuturkan beberapa cara agar di kecil mau berhenti mengompol. Yang jelas,peran serta orang tua amat diperlukan. Salah satunya adalah kenali si kecil. "Secara umum,yang berperan besar bagi batita adalah orang tua sebab masa ini adalah masa yang bisa dimainkan. Sayangnya, jaman sekarang kebanyakan orang tua sibuk dengan urusan lain sehingga batita bisa dikatakan 60 persen tumbuh sendiri, baru sisanya ada keterlibatan orang tua."

Yang pertama harus dilakukan,lihat pola anak. Pada saat seperti apa ia mengompol dan berapa kali dalam semalam. "Jarang, lo, orang tua yang punya catatan tentang ini." Untuk itu, mau tak mau orang tua harus mau sedikit begadang. Selidiki, jam berapa si kecil ngompol lalu catat. Catatan ini berguna untuk langkah selanjutnya. Yaitu menciptakan kondisi agar kita dapat bangun sebelum jam mengompol anak. Caranya dengan memasang jam weker, misalnya."Kalau tahu 3 jam setelah ia tidur kasur akan basah, maka bangunkan anak 2 jam setelah tidur. Ajak ke kamar mandi dan biarkan BAK." Setelah seminggu kering, turunkan waktunya menjadi satu jam sebelum "waktu mengompol". Seminggu berikutnya buat menjadi setengah jam. "Lama-lama kita ajarkan anak untuk BAK sebelum tidur."

Jangan lupa juga, Bu-Pak, ketika menerapkan semua itu, si kecil perlu dikosongkan terlebih dulu."Setelah makan malam, coba jaga agar anak tidak banyak minum, terutama minuman gampang membuatnya ke belakang. Teh manis, contohnya."

Masalah mungkin timbul jika si kecil emoh disuruh BAK sebelum tidur. Nah, bujuklah ia dengan berbagai cara. Misalnya, lewat permainan. Saat main boneka bersamanya, misalnya, katakan, "Wah,si Dipsy mau pipis, nih! Kita antar ke kamar mandi, yuk."Ketika di kamar mandi, kita bisa mengatakan, "Duh, masak Dipsy enggak mau pipis, katanya Adek disuruh pipis dulu."

Jangan Bikin Stres

Umumnya, dengan usaha seperti di atas, kata Lidia, dalam jangka waktu dua minggu, anak berhenti ngompol. "Tapi ini juga tergantung pada anaknya. Adajuga yang tak berhasil." Faktor yang bikin gagal, umpamanya, karena si kecil merasa dipermalukan. "Jangan sekali-kali mempermalukan anak." Misalnya, jika ada yang memuji kecantikan si kecil, kita menimpalinya, "Iya, Kakak memang cantik tapi masih suka ngompol, lo, Tante." Atau mencela dengan membandingkan dengan yang lain. "Iya, Adek cantik, tapi enggak kayak kakaknya. Waktu umur 2 tahun kakak sudah enggak ngompol." Secara tak sadar, ungkap Lidia, perkataan tersebut membuat anak stres. Akibatnya, ia yang tadinya sudah tak mengompol, malah bisa ngompol lagi.

Juga jangan langsung to the point. Ketika suatu ketika si kecil enggak sengaja ngompol lagi. "Tuh, kan, Adek pipis lagi. Bikin Mama susah aja. Capek, kan, Dek, harus jemur-jemur kasur!" Saran Lidia, walau kita dalam keadaan lelah, jangan sekali-kali menunjukkan rasa jengkel, amarah, atau kepanikan ketika ia mengompol. "Semua itu malah membuat anak jadi stres dan susah untuk belajar kering."

Untuk pelampiasan kejengkelan, lagi-lagi bonekanya bisa kita gunakan. Biarkan si boneka yang "berbicara". Contohnya, "Ih, Adek, tadi malam, kok, pipis lagi, ya? Padahal, kan, udah janji enggak pipis."Dengan cara itu, dua pihak sama-sama untung; orang tua bisa menyalurkan kemarahan melalui perantara sehingga bisa mengurangi kejengkelan dan anakpun secara tak langsung jadi merasa bersalah.

Intinya, Bu-Pak,untuk soal mengompol ini, hukuman tampaknya tidak cocok atau masih sulit dilakukan untuk batita. "Untuk anak yang sudah lebih besar, katakanlah 4 tahunan, bisa disuruh mencabut sprei atau memasukkan sprei yang basah ke ember cucian. Namun untuk batita, semua itu masih sukar dilakukan." Akan lebih efektif bila batita selalu diberi reward. Jadi, ceritakan pada orang lain setiap keberhasilannya tidak mengompol. "Bukan sebaliknya. Sering, lo, terjadi orang tua malah menceritakan anaknya yang masih mengompol."

Minta Tolong Si Kecil

Soal mengompol bisa dikatakan sebagai masalah unik. Ada anak yang sangat "pengertian". Ia langsung berhenti mengompol setelah diajak bicara.Karena itu, tak ada salahnya kita minta bantuan anak. Sebelum tidur, katakan padanya,"Dek, tolong Mama, ya, kalau mau pipis bilang. Soalnya Mbak, kan sedang pulang kampung, jadi enggak ada yang nyuci sprei." Nah, permintaan seperti itu kadang berhasil, lo. Jadi, tak ada salahnya dicoba!

Kok, Ngompol Lagi ?

Kalau tiba-tiba ngompolnya "kumat" lagi, kita perlu mencari tahu apa penyebabnya. Lidia membagi penyebab ngompol menjadi 3, yaitu fisik, lingkungan, dan emosi. Contoh penyebab fisik, misalnya, si kecil kelewat lelah sehingga tidurnya terlalu lelap. Jadi,ketika terasa ingin BAK, ia tidak kuasa bangun. Sedangkan penyebab lingkungan adalah AC atau cuaca yang dingin.

Yang agak rumit bila penyebabnya emosional, seperti pindah rumah, tidur sendiri atau punya adik baru. Untuk mengatasinya, lihat masing-masing pemicu. Bila masalahnya karena si kecil iri akan perhatian orang tua yang lebih ke adik bayinya, ajak si kecil bicara dan beri juga ia perhatian. "Biasanya ia mengompol lagi untuk cari perhatian."

Jika masalahnya berkaitan dengan pindah rumah, kita harus sering menemani si kecil. Atau ketika ia tengah belajar tidur sendiri buatlah ia untuk melepas ketegangan, dengan cara diceritakan atau nonton video kesayangannya. "Yang penting, ia harus tidur dengan kondisi relaks," kata Lidia.

Satu hal lagi, terkadang si kecil sering mengompol karena berkaitan dengan kesehatannya. Coba perhatikan apakah si kecil, terutama si Upik, merasa kesakitan ketika BAK. "Orang tua kadang luput memperhatikan hal itu. Apalagi saat ini banyak air yang terkontaminasi sehingga mengakibatkan si Upik terinfeksi. Akhirnya, karena sakit, ketika terasa mau BAK, ia tahan. Malam hari,ketika ia tak sadar, jadi mengompol."

Ada juga anak susah berhenti mengompol karena memang dari "sananya" seperti itu. Apa pun yang kita usahakan, sia-sia saja.Nah, ini sering berkaitan dengan otot-otot kandung kemihnya yang lemah. Tak ada jalan lain, kecuali konsultasikan ke dokter. (dari fanpage : mainan edukatif anak)

By Wynanda B S Wibowo in TAMBAH ASI, TAMBAH CINTA (Files)

TIPS TPS menambah BB anak..

Dear bunda yg lg bingung dgn BB anak nya.. ( termasuk saya .:D).

ini saya nemu di milis yg saya ikutiin .. ini aku dapt ketika nyari nyari tips untuk ngebos BB anak saya.dan saya post di sini sp tahu cocok untuk anak anak moms yg mulai table food.. dan skipp gula dan garam jika mau anak anak nya no gulgar sampai 2 th.

Sekali lagi saya hanya memposting yah.... bukan saya yg buat hehehe.... jd diperhatikan aja apakah bahan2 makanan yg dianjurkan untuk di konsumsi sudah AMAN untuk bayi & anak anak bunda semua..( kecuali bayi yg masih asix hanya asi tok.. )

=================================================================================================
Makan itu gak harus nasi lho. Salah satu cara untuk mengatasi masalah BB anak yg sulit atau tdk naik adl buatlah menu tinggi kalori.

Anak yg BB nya tdk atau sulit naik bisa disebabkan :
- Anaknya aktif sekali, tdk bisa diam. Jadi butuh kalori ekstra.
- Faktor genetik
- Sulit makan, sehingga energi yg masuk memang hanya pas2an digunakan utk aktivitas hariannya
- Sistem metabolismenya. Istilah gampangnya udah makan buanyak tapi koq tetap langsing. Nah, gimana kalo makan yg pas2an? :-). Ini berkaitan dgn sistem penyerapan makanan, faktor bawaan anak.

Untuk membuat saat makan menjadi lebih mudah & memaksimalkan kemungkinan anak akan mau makan dapat dilakukan hal berikut ini:
- Jangan memaksa anak untuk makan jika dia menolak. Memaksa anak biasanya akan membuat anak semakin menolak untuk makan
- Susun jadwal untuk makan besar dan snack, yaitu 3 kali makan besar dan 2-3 snack yang terbuat dari makanan tinggi kalori.
- Ijinkan anak untuk makan sendiri, terutama untuk finger food.
- Berikan minuman, misalnya jus, hanya setelah makan selesai

Ahli gizi anak menganjurkan cara agar anak mendapat lebih banyak kalori dengan cara memberikan makanan berkalori tinggi yang tinggi protein dan banyak kandungan nutrisinya.
Hal ini terutama dilakukan untuk anak yang membutuhkan tambahan kalori untuk mengejar ketertinggalan berat badannya:
- Berikan makanan tinggi kallori (ada contoh menunya di bawah ini)
- Hindari junk foods, yang mungkin mengandung kalori tapi biasanya rendah protein
- Buat milkshake sebagai salah satu snack tinggi kalori, bisa memberikan lebih dari 400 kalori. Oke punya nih …., kalorinya lebih tinggi dari sepiring nasi.
- Puding juga dapat memberikan banyak kalori jika ditambahkan susu
- Tambahkan keju sebagai toping untuk roti, sayuran, dll.
- Gunakan selai kacang (yang mengadung 100 kalori tiap 1 sendok makan) sebagai snack dan sebagai toping untuk roti, krakers dan buah. Atau bisa juga diblender dengan susu, ice cream atau yoghurt
- Buat snack buah tinggi kalori dengan menambahkan gula atau yoghurt pada buah2an yang akan dimakannya, buahnya bisa buah segar atau buah kaleng
- Berikan buah tinggi kalori seperti aplukat & mangga. Bisa dimakan siram yoghurt atau diblender atau dibuat smoothie.

Ini ada sedikit gambaran tentang menu2 tinggi kalori. Mungkin bisa diberikan dlm porsi sedikit2 tapi sering. Karena anak yg susah makan biasanya bisa disiasati dgn metode sedikit2 tapi sering ini. Ya kitanya mesti sabar2 sih, gak boleh menyerah, gak boleh bosen menawarkan ke anak. Suatu hari nanti pasti ada masanya dia akan mau makan deh… :-)

Sarapan :
- roti panggang dioles butter atau cream cheese atau French toast, telur orak arik (buatnya telur kocok tambah susu cair sedikit tambah butter) plus jus buah buatan sendiri.
- cereal plus susu plus buah misalkan pisang atau yang lainnya.
- bubur ayam, ayamnya pakai ayam cincang yang halus atau ayam suwir-suwir , plus telur rebus.
- pancake dimakan pakai apple sauce atau saus buah yang lainnya, keju parut.
- Nasi tim ayam (bw putih , jahe, ayam ditumis, masukkan beras, tambahkan kaldu, setelah jadi nasi setengah matang dikukus), maem pakai kaldu ayam dan sayur rebus.
- Bubur kacang hijau (kalau saya buatnya dicampur sedikit beras ,rebus sampai lunak tambahkan susu (asi atau formulanya ) sebelum dihidangkan dan atau bisa ditambakah pisang atau ubi merah dibuburnya kalau mau ada rasa manis sedikit.
- Pudding roti (roti direndam susu, keju, pisang, telur kocok ) kukus atau pangang.
- Minumnya bisa susu, air rebusan kacang hijau, atau jus buah buatan sendiri.



Makan siang dan atau makan malam :
- Macaroni & chesse (mentega dilelehkan tambahkan sedikit terigu 1 sendok makan, aduk terus tuangkan susu sedikit-sedikit, masak sampai agak mengental tambahkan keju parut dan terakhir tambahkan macaroni yang sudah direbus), dimakan dengan sayur kukus misalkan bayam, brokoli dan daging giling/ ayam cincang tumis pakai bw merah & putih.
- Nasi lembek/tim tapi masak pakai kaldu ayam atau diberi butter supaya gurih dan tambah kandungan lemaknya , lauknya bisa tempe/tahu (pepes/tumis dsb), perkedel kentang/ tempe/tahu , sayur kukus atau sup kacang merah, sayuran (dll), daging/ayam cincang, telur (rebus, orak-arik,dadar tipis dsb).
- Kentang atau ubi (mashed potatoes ) (kentang atau ubi dikukus atau rebus dengan kulitnya) lalu dihaluskan tambahkan susu bubuk, butter dan keju parut aduk selagi panas, dimakan pakai ayam cincang atau daging cincang ditumis, oven, kukus atau chicken/fish nugget plus sayur kukus.
- mi goreng/mi rebus (atau bihun) isi ayam cincang/hati ayam dan telur orak arik , sayur iris halus (minya dipotong pendek-pendek sebelum disajikan supaya tidak tersedak).
- Pasta bisa spaghetti, macaroni atau bentuk lainnya dimakan dengan sausnya bisa saus tomat plus daging cincang (marinara saus buatan sendiri, tomat dimasak dengan daun salam, bw putih , daun kemangi/basil plus daging cincang, wortel parut) atau pakai saus putih yaitu butter dimasak dengan terigu (1 sendok makan kurang lebih) tuangi susu setelah agak kental baru tambahkan keju parut) . Untuk saus putih bisa dimaem dengan sayur kukus atau daging cincang atau ayam yang dikukus atau ikan kukus (coba diberi ikan juga).
- Macaroni schotel (isinya susu, ayam/daging tumis/sayuran potong halus/telur/keju) atau sayurnya disajikan terpisah wortel, buncis dsb dikukus dan ditambahkan butter.
- Pizza dari roti perancis (atau roti biasa ) dioles saus marinara isi daging/ayam cincang plus parutan keju (kalau mau bisa ditambhkan parutan sayuran lain seperti wortel dsb disausnya).
- Kentang atau ubi /labu parang (pastel tutup) isi daging giling plus sayuran taburi keju diatasnya dioven atau kukus.

Disajikan dengan buah ..

Snack/Selingan :
- Arem-arem isi daging/ayam, sayur2an , bentuknya kecil
- Milk shake (susunya ditambah buah (pisang, mangga, dll) diblender dan terakhir masukkan ice cream pilih yang vanilla , ini termasuk snack tinggi kalori.
- Sus isi buah (halus) atau ragout atau diisi ice cream vanilla campur buah.
- Kroket kentang/kroket ubi merah/kroket roti isi ayam cincang plus sayur atau ikan plus sayur.
- Roti bakar dioles cream cheese plus ikan salmon kukus yang dihaluskan (salmon pate)
- Sayuran rebus seperti labu siam, wortel dimaem pakai celupan cream cheese (cream cheese dilelehkan dengan sedikit butter diatas api kecil dan aduk terus sampai kental)
- Donut keju, toping & filling coklat atau peanut butter.
Jangan terlalu khawatir dengan BB anak selama anaknya sehat2, aktif, ceria, pecicilan, & perkembangannya baik. Yang penting, pantau terus perkembangan & behaviour si anak.

Pengalaman yang saya lakukan, krn anak saya juga makannya susahnya minta ampun, saya siasati dgn memberikan porsi sedikit tapi sering, lalu saya juga hitung jumlah kalori yg masuk.

Hal simpel yang saya lakukan misalnya selalu memberikan alpukat puree yang disiram yoghurt & dicampur es krim, kadang ditambah mangga/pepaya puree.

Lalu selalu bikin milkshake (kalorinya lebih tinggi dr nasi). Berikan roti oles mentega & keju plus selai kacang. Di rumah juga selalu sedia cemilan2 kalori tinggi, misal lapis legit, brownies, cake coklat, ice cream, roti lapis keju plus telur orak arik sayur&daging, puding susu, dll.

Saat anak sambil main, pasti deh dia comot2. Lumayan kan ….

Plus ditambah asupan dari susu yg diminumnya.

Sentuhan Cinta Melalui Pemijatan Bayi

SENTUHAN CINTA MELALUI PEMIJATAN BAYI

Apa manfaat pemijatan bayi setiap hari ?
  • memacu sistem sirkulasi darah bayi, denyut jantung, pernapasan, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
  • Membuat bayi lebih tenang.
  • Meningkatkan kemampuan bayi menyerap ASI sehingga memicu produksi ASI.
  • Mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturan yang penting bagi kemampuan fisik bayi.
  • Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

Sejak usia berapa bayi boleh mulai dipijit ?
  • Bayi dapat mulai dipijit sejak lahir hingga usia 3 tahun
  • Bila dibawah usia 2 bulan, pemijatan dilakukan dengan lembut.
  • Pemijatan setiap hari selama 15 menit dalam 6 hingga 7 bulan pertama akan sangat bermanfaat bagi bayi.

Bagaimanakah persiapan memijat bayi ?
  • Bersihkan dan hangatkan tangan Anda.
  • Kuku dan perhiasan jangan sampai menggores kulit bayi.
  • Ruangan hangat dan tidak pengap.
  • Bayi tidak sedang lapar atau sehabis makan.
  • Baringkan bayi di atas permukaan rata dan lembut.
  • Tanggalkan pakaian bayi.
  • Gosok tangan Anda dengan baby oil atau baby lotion.

Tips
  • Selama pemijatan, buat kontak mata dengan bayi.
  • Ajak bayi bicara atau bersenandung / bernyanyi.
  • Mulai dengan sentuhan lembut dan secara bertahap tambahkan tekanan pada pijatan Anda.
  • Bila bayi sedikit menangis, tenangkan dahulu. Bila menangis lebih keras, hentikan pemijatan.
  • Jangan membangunkan bayi tidur untuk dipijat.
  • Jangan memijat bayi langsung sehabis makan.
  • Jika Anda menggunakan baby oil mandikan setelah dipijat.

Penuntun Langkah Demi Langkah Memijat Bayi Anda

Wajah
  1. Tekan jari-jari Anda pada tengah kening bayi, turun ke pelipis dan pipi.
  2. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah atas alis.
  3. Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi ke arah pipi.
  4. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulutnya. Tarik sehingga ia tersenyum.
  5. Pijat lembut rahang bawah bayi, dari tengah ke samping seolah membuat bayi tersenyum.

Dada
  1. Letakkan kedua tangan Anda di tengah dada bayi, gerakkan ke atas lalu ke sisi dan kembali ke tengah seperti membentuk hati.
  2. Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke arah bahu.

Perut
Ingat, jangan memijat di atas tulang rusuk atau di atas ulu hati bayi !
  1. Lakukan gerakan memijat di atas perut seperti mengayuh sepeda, dari atas ke arah bawah perut.
  2. Angkat kedua kaki bayi Anda, dan tekan kedua lututnya perlahan-lahan ke arah perut. Buat gerakan melingkar dengan dua tangan secara bergantian searah jarum jamdimulai dari sebelah kanan Anda.
  3. Rasakan gelembung angin dan dengan jemari Anda dorong searah jarum jam.

Gerakan “I Love You”
Pemijatan I love You terdiri dari 3 gerakan :
  1. “I” pijatan ke arah bawah perut dengan menggunakan tangan kanan Anda di sebelah kiri perut bayi.
  2. “Love” membentuk huruf “L” terbalik. Pijatlah dari sebelah kanan dan kiri perut bayi, kemudian dari atas ke bawah perut.
  3. “You” Gerakan memijat membentuk hurf “U” terbalik. Pijat dari kanan bawah ke atas kemudian ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah.

Tangan
  1. Peganglah lengan bayidengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul softbol. Dengan gerakan memerah, pijat tangan bayi dari bahu ke pergelangannya.
  2. Lakukan gerakan sebaliknya, memerah tangan dari arah pergelangan ke arah pangkal lengan bayi.
  3. Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerkan memutar.
  4. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan.
  5. Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung

Kaki
Ikuti cara yang sama seperti teknik memijat tangan.

Punggung
  1. Tengkurapkan bayi Anda di atas bantalan lembut atau paha Anda
  2. Pijat dengan gerakan maju mundur, menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggungnya.
  3. Luncurkan salah satu telapak tangan Anda dari leher sampai ke pantat bayi dengan sedikit tekanan.
  4. Dengan jari-jari Anda, buatlah gerakan melingkar terutama pada otot disebelah tulang punggung.
  5. Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kakinya untuk mengakhiri pijatan Anda.

Sumber : Pemijatan Bayi Johnson’s Baby

Panduan MPASI Menurut WHO

Dulu, bayi diberi ASI eksklusif cuma sampe 4 bulan, terus, kenapa sekarang jadi 6 bulan? Itu karena anjuran WHO ^_^

Tau gak, WHO itu gak cuma ngasih panduan awal mulai MPASI, tapi juga ngasih panduan MPASI-nya loh. Bahkan sampe anak berusia 24bulan (weaning with love). Secara udah ada yang whole package, ngapain repot-repot lagi? Hihihi..

Ini dia panduan Jadwal MPASI menurut WHO.

1. Serealia
WHO menganjurkan kita memulai MPASI dengan serealia (beras putih, beras merah, oat/havermuth), ini bukan tanpa alasan, loh.

- Serealia adalah bahan makanan yang paling minim memicu reaksi intoleransi pada bayi (awamnya alergi). Paling minim, loh ya.. bukannya inalergi alias tidak akan menimbulkan alergi. Reaksi intoleransi ini sebisa mungkin dihindari terjadi pada bayi, karena bukan hanya mengganggu, bahkan bisa berbahaya. Contoh reaksi intoleransi ini antara lain: ruam, sembelit, diare, sesak nafas, dll.

- Rasa serealia biasanya hambar, maka ketika dicampur dengan asip, hanya rasa asip yang terasa. Jangan lupa. Tekstur makanan pertama bayi adalah cair, bagai ASIP berbubur. Bayangkan saja, selama 6 bulan bayi hanya minum ASI, maka bagai orang puasa, janganlah diberi makan yang langsung kental.

- Bayi 6 bulan memerlukan banyak sekali kalori, dan hanya bisa dipenuhi oleh karbohidrat. Berapa banyak kasus bayi yang ditunda pemberian karbonya yang berat badannya naik pesat setelah diberi karbo? Sering denger kasus kayak gitu kan? Karena memang, 6m+ itu aktivitasnya sudah berjibun. Dia belajar berdiri, merangkak, atau merayap, berceloteh, dan lain-lain.. semua itu memerlukan banyak sekali kalori yang sudah tidak bisa lagi dipenuhi oleh ASI/ASIP.

- Bayi sudah bisa menyerap semua bahan makanan “aman” seperti beras, bayam, wortel, dll sejak 3bulan! Tapi siapa juga yang mau ngasih makan bayi umur 3 bulan? Hehe.. karena itu, pada usianya yang 6 bulan, bayi sudah sangat siap mencerna serealia dan kawan2nya :)

2. Daging
Awalnya WHO meletakkan jadwal daging ini di usia 8bulan. Namun dengan banyaknya kasus bayi di bawah 2 tahun dengan anemia defisiensi besi, terutama di Asia, WHO-pun memajukan jadwal makan daging ini menjadi: MINGGU KEDUA MPASI. Ada pendapat lain: 6,5 bulan. Sama saja, pilih mana juga boleh, pokoknya intinya: segerakan pemberian daging merah :)

Bersama daging merah ini juga bisa dikenalkan air jeruk. Karena daging mengandung banyak zat besi dan vitamin C membantu penyerapannya. Air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi. Berikan daging dan air jeruk bersamaan/berdekatan.

Pantangan dalam memberikan daging adalah: tidak boleh diberikan bersamaan/berdekatan dengan susu (ASI/ASIP/sufor). Karena susu menghambat penyerapan zat besi.

3. Sayur karbo
Setelah dikenalkan dengan daging, kenalkan bayi dengan sayuran berkarbohidrat, seperti kentang, ubi, labu kuning, kacang ijo, dll. Tetap karbo, karena bayi masih memerlukan kalori tinggi. Ibu bisa tetap memberikan makan 1x sehari atau meningkat jadi 2x sehari. Kekentalannya juga meningkat sesuai keterampilan bayi.

4. Sayur nonkarbo
Ketika ibu memberikan sayuran nonkarbohidrat pada bayi, bayi sudah makan 2x sehari, salah satunya adalah bubur (karbo). Sayuran ini antara lain: wortel, bayam, sawi, terung, labu siam, dll. Disarankan pemberian sayur nonkarbo ini dalam bentuk fingerfood, alias dipotong menyerupai korek api dan dimakan sendiri sama bayi. Bahasa gawulnya beelwe (BLW-baby led-weanning). Tapi tetep diawasin ya, bu ^_^

5. Buah
Ini adalah bahan makanan yang terakhir dikenalkan ke bayi. Tidak disarankan dicampur dengan susu karena susu menetralkan vitamin dan mineral dalam buah. Karena itu sebaiknya pemberiannya berbentuk fingerfood saja. ^_^
Buah-buahan tertentu (misal: apel, pir) bisa dikukus dulu untuk melunakkan seratnya. Pakai bantuan mesh feeder supaya bayi lebih mudah mengonsumsinya :)

Nah, sudah saya tuliskan panduan MPASI menurut WHO. Untuk lebih jelasnya bisa mengunjungi link-link di bawah (yang jadi source saya). Jangan lupa sama aturan 4 hari (kalo bandel, didiskon jadi 3 hari gapapa deh :p), dan TANPA TAMBAHAN GARAM DAN GULA.

Selamat memasak ^_^

http://wholesomebabyfood.momtastic.com/
http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/a85622/en/index.html
http://milissehat.web.id
http://groups.yahoo.com/group/mpasirumahan/

Rabu, 07 November 2012

BAYI TABUNG (TEST TUBE BABY) DALAM HUKUM ISLAM

Dalam kehidupan modern dewasa ini ada kemungkinan seorang istri yang sulit untuk mendapatkan keturunan bisa menghamilkan suatu benih bukan melalui jalur biasa yaitu hubungan kelamin, melainkan melalui cara suntikan atau operasi, sehingga benih tersebut di masukkan kedalam rahim istri ( wanita) itu sampai mengandung, karena benih tersebut di ambil dari zakar laki-laki da disimpan lebih dulu dalam suatu tabung. Maka kehamilan seperti inilah yang disebut dengan kehamilan bayi tabung. Dan pada paper ini penulis akan membahas pengertian, teknik pembuatan serta pendapat beberapa ulama tentang bayi tabung.

Subhanallah, Bayi Ini Lahir Membawa Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Allah SWT tak pernah berhenti menunjukkan kuasa-Nya. Seorang bayi di Nigeria lahir sembari membawa Alquran dari rahim ibunya. Sejatinya, ibu bayi tersebut beragama Kristen, tapi pascamelihat mukjizat Allah tersebut, sang ibu dan nenek bayi tersebut langsung mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakan diri masuk Islam.